INFOJAMBI.COM - Di tengah wabah Covid-19, pemerhati dan aktivis anak Seto Mulyadi mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk tetap memperhatikan pemenuhan hak anak termasuk melindungi mereka dari penyakit serta gizi buruk agar tak terpapar Covid-19.
"Saya berharap perubahan anggaran (re-alokasi) digunakan tepat sasaran dan jangan sampai hak anak-anak dilupakan. Kalau sampai anak-anak mendapatkan gizi buruk, akan berakibat fisiknya menjadi lemah, dan akhirnya mudah terpapar virus corona," kata pria yang akrab disapa Kak Seto itu di Jakarta, Selasa (31/3/2020).
Baca Juga: DPD RI Apresiasi Pemerintah Jaga Pasokan Kebutuhan Masyarakat Akibat Covid-19
Kak Seto menambahkan hak anak untuk bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik, tetap harus dilindungi dan diperhatikan. "Jangan sampai dukungan untuk tumbuh kembang mereka terabaikan. Kita semua juga berdo’a agar Wabah Covid-19 segera berlalu," tambah Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu.
Hal senada diungkapkan aktivis kesehatan anak Dr Rachmat Sentika SpA. Mantan Deputi Kemenko PMK itu mengatakan bahwa 25 juta anak balita harus dilindungi dimasa pandemi ini. Kesehatan mereka harus terjaga, imunisasi harus terus dilakukan hingga lengkap. Selain itu walau dalam keadaan pembatasan sosial (social distancing) kesehatan dan status gizi mereka harus tetap diperhatikan dan dipantau.
Baca Juga: Pemerintah Pusat Minta Pemda Realokasi Dana untuk Darurat Covid-19
Menurutnya, anggaran untuk mengatasi prevalensi stunting pada anak yang sudah dialokasikan, jangan sampai tergerus untuk kepentingan lain. "Realokasi anggaran untuk atas Covid-19 bisa diambil dari pos lain," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, prevalensi stunting pada anak di Indonesia masih berada di angka 28,6 persen. Pemerintah mentargetkan untuk menurunkan prevalensi stunting pada anak hingga 14 persen di tahun 2030.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Masyarakat Diminta Tunda Pulang Kampung
"Ini bukan pekerjaan mudah dan harus terus dikawal bersama. Untuk mengatasi stunting pada anak bisa dilakukan melalui pendekatan sensitif dan spesifik termasuk intervensi gizi melalui Pangan Khusus untuk Kebutuhan Medis Khusus (PKMK)," jelas Rachmat.|||
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com