Abdullah Sani Minta Penanganan Banjir Kerinci dan Sungai Penuh Terintegrasi

FGD membahas penanganan banjir di Sungai Batang Merao, Kota Sungai Penuh, Jambi, pasca banjir Januari lalu, di Hotel Aston, Kota Jambi, Selasa (7/5/2024).

Reporter: Rifky | Editor: Admin
Abdullah Sani Minta Penanganan Banjir Kerinci dan Sungai Penuh Terintegrasi
Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani, menghadiri FGD penanganan banjir di Kerinci dan Sungai Penuh | sob/rh

KOTAJAMBI, INFOJAMBI.COM - Focus Group Discussion (FGD) membahas penanganan banjir di Sungai Batang Merao, Kota Sungai Penuh, Jambi, pasca banjir Januari lalu, di Hotel Aston, Kota Jambi, Selasa (7/5/2024).

FGD dibuka oleh Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani. Diikuti multipihak, FGD ini diharap menemukan solusi permanen penanganan banjir di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci.

Baca Juga: Rekor Tertinggi, Indonesia Dilanda 1.985 Bencana Selama 2016

Turut hadir Wali Kota Sungai Penuh Ahmadi Zubir dan Pj Bupati Kerinci Asraf, serta kepala OPD terkait.

Abdullah Sani minta semua pihak menyadari, bahwa masalah banjir tidak dapat diselesaikan secara sektoral, tapi butuh sinergitas dan kolaborasi multi sektor.

Baca Juga: Banjir Ancam Warga Pinggir Sungai Batanghari

“Saya ingin masukan dari pemerintah daerah dan perangkat daerah terkait, instansi vertikal, serta para pakar, agar menghasilkan solusi dalam mengelola ekosistem dan mengurangi dampak bencana di Sungai Penuh dan Kerinci,” katanya.

Menurut Abdullah Sani, banyak tantangan yang perlu diselesaikan bersama, terkait pengurangan potensi bahaya banjir, maupun regulasi penanganan Daerah Aliran Sungai (DAS) antar wilayah administrasi berbeda.

Baca Juga: Banjir Sungai Tantang Sudah Surut

“Harapan saya kita bisa menyusun program terintegrasi, dari hulu, tengah hingga hilir. Menyiapkan solusi dan alternatif untuk memitigasi dan menangani banjir di kawasan rawan bencana di Jambi,” ujarnya.

Menanggulangi banjir di Sungai Penuh dan Kerinci Januari lalu, baik saat banjir maupun pasca banjir, Pemprov Jambi membantu penanganannya, memastikan pasokan makanan dan bantuan logistik ke masyarakat tidak terganggu.

“Evakuasi warga secepatnya dilakukan di daerah rawan bencana. Petugas kesehatan harus siaga 24 jam di posko pengungsi dan gratis, untuk antisipasi jika ada pengungsi sakit,” instruksi Sani.

Diharapkan upaya yang dilakukan Pemprov Jambi menangani banjir di Kerinci, Sungai Penuh dan seluruh wilayah rawan bencana di Jambi, bisa mengurangi dampak pada masyarakat.

Komitmen masyarakat Jambi bersama pemerintah daerah dan pihak terkait penting dalam meningkatkan kolaborasi dan koordinasi, seperti melakukan mitigasi terhadap bencana banjir.

Penanganan sedimentasi (pendangkalan) Sungai Batang Merao merupakan kewenangan pemerintah pusat, namun Pemprov Jambi terus berupaya mengusulkan bantuan ke pemerintah pusat. 

“Saya berharap semua stakeholder memonitor. Saling koordinasi, agar upaya mitigasi banjir lebih maksimal. Kenali risiko banjir, penegakan aturan dan penyadaran masyarakat untuk mitigasi dan mengatasi banjir di Jambi,” ungkap Sani.

Penjabat Bupati Kerinci, Asraf memaparkan, bencana alam banjir dan tanah longsor di Kerinci terjadi pada 30 Desember 2023, akibat  intensitas curah hujan tinggi di beberapa titik. Akibatnya, air Sungai Batang Merao dan beberapa anak sungai lainnya meluap.

“Berdasar perhitungan dinas terkait, total kerugian akibat rusaknya infrastruktur, lahan pertanian, dan meningkatnya kerentanan kesehatan masyarakat pada wilayah terdampak bencana mencapai 894 miliar rupiah lebih.

Salah satu upaya penanganan pasca banjir, Pemkab Kerinci membentuk tim pengkajian kebutuhan banjir dan longsor.

Asraf menjelaskan langkah yang harus dilakukan di Sungai Batang Merao. Antara lain normalisasi sungai dari hulu ke hilir, pembangunan turap atau beronjong di tebing sungai yang rawan longsor, dan normalisasi Danau Kerinci. ***

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya