JAKARTA - Wakil Ketua MPR, Mahyudin, mengatakan, meski mayoritas penduduk Indonesia beragama, namun masih ada yang lemah dalam pemahaman.
Sebagai negara berlandaskan Pancasila, mengakui adanya Tuhan Yang MahaEsa, bangsa dan memiliki agama besar seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, Budha, dan Konghucu. Namun, bangsa ini bukan bangsa agama, bukan bangsa dengan salah satu agama tertentu dan juga bukan negara sekuler.
"Ada yang memahami agama secara keliru. Akibat yang demikian membuat terjadinya radikalisme. Inilah yang bisa memecah persatuan," kata Mahyudin, dihadapan ratusan santri Pesantren Khusus Yatim As Syafi'iyah, Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat, Jum'at (9/6).
Politisi dari Partai Golkar itu, menambahkan, bahwa negara ini didirikan untuk semua bukan untuk satu kelompok atau golongan.
"Untuk itu, sosialisasi empat pilar kebangsaan dilakukan untuk meningkatkan persatuan," tegasnya.
Sosialisasi Empat Pilar MPR diberikan kepada berbagai kalangan masyarakat. Sebab peserta sosialisasi kali ini dari kalangan murid SD hingga siswa SMA, maka saya memberikan pemahaman yang mendasar," ujarnya.
Lebih jauh Mahyudin, mengatakan, dalam bulan Juni ini diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila, melalui proses yang panjang. Ketika pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto dulu ada lembaga yang bertugas mensosialisasikan Pancasila, yakni Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (BP7).
Dalam perjalanan waktu, era reformasi, lembaga itu dibubarkan. Seiring perjalanan waktu pula, bangsa Indonesia menyadari munculnya berbagai tantangan bangsa.
"Rupanya kita butuh Pancasila. Dari sinilah, menurut Mahyudin, MPR mempunyai inisiatif untuk mensosialisasikan Empat Pilar ketengah-tengah masyarakat," katanya. (infojambi.com)
Laporan : Bambang Subagio ll Editor : M Asrori
Baca Juga: Ketua MPR : Jangan Lagi Berdebat Agama dan Suku
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com