Tingginya kontribusi komoditas sawit, tidak terlepas dari meningkatnya kinerja ekspor, yang berasal dari CPO maupun ragam produk turunannya, seperti biodiesel dan oleochemical.
“Namun demikian, keberlanjutan industri kelapa sawit, daerah maupun nasional, masih menghadapi berbagai tantangan,” kata Haris.
Baca Juga: Romi : Himbauan Gubernur Soal Harga TBS Kami Kawal
Salah satu tantangan adalah meningkatkan komitmen para pihak yang terlibat dalam pembangunan kelapa sawit berkelanjutan, untuk mensinergikan prinsip 5P (People, Planet, Prosperity, Peace, dan Partnership).
Pemerintah pusat melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan 2019-2024, menjadi momentum penting bagi semua pihak untuk meningkatkan komitmen dan koordinasi pemerintah dengan para pihak terkait dalam perbaikan tata kelola sawit berkelanjutan.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Jambi Meningkat Berkat Sawit dan Karet
Al Haris menghimbau semua perusahaan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi ikut dan bergabung di GAPKI, sebagai wadah meningkatkan kapasitas dan kapabilitas, serta menunjang kebijakan pemerintah pada sektor perkebunan menuju tata kelola industri kelapa sawit yang baik.
“Saya harap FGD ini semakin memperkuat data dan koordinasi, kapasitas dan kapabilitas tata kelola serta dukungan terhadap sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan akses pasar produk kelapa sawit,” ujar Haris. ***
Baca Juga: Asian Agri Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani Lewat Komitmen Kemitraan One to One
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com