INFOJAMBI.COM - Asosiasi Kopi Minang ( AKM) punya nakhoda baru, Akmal Yusmar, periode 2024 - 2027. Terpilihnya putra Sonsang, Tilatang Kamang, Kabupaten Agam ini punya tugas berat untuk "mambangkik batang tarandam" perkopian Minang ke pentas nusantara dan dunia.
" Saat ini kesempatan baik harga kopi dunia lagi naik, penikmat kopi makin banyak, permintaan ekspor makin tinggi. Asosiasi ini sangat penting untuk menjembatani kepentingan petani dengan pengusaha kopi, pemerintah dan stakeholder lainnya. Hubungan yang saling menguntungkan," Ujar Akmal yang terpilih dalam musyawarah AKM, tanggal 12 Juni kemaren. AKM didirikan tahun 2018, Ketua pertama Atilah Majid menjabat Mei 2018 sampai Mei 2021 dan dilanjutkan Putu Mulya Agung hingga Mei 2024.
Baca Juga: Buka Festival Kopi Nusantara, Puan Ajak Jadikan Indonesia Juara Kopi Dunia
Dalam hal ini, jelas Akmal asosiasi harus memantapkan organisasi yang bermanfaat bagi anggota, melakukan rebranding, refocusing hulu kopi Minang dan
jangka pendek akan membuat film documentary dan buku yang terkait dengan perkopian.
Salah satu tujuan rebranding sebuah strategi pemasaran agar tidak ketinggalan zaman sekaligus upaya mendekatkan diri dengan lebih banyak konsumen. Selain itu, kegiatan ini bertujuan membangun image atau identitas baru sehingga mampu bersaing kembali di pasar.
Baca Juga: Gubernur Sumbar, Mahyeldi Kukuhkan Pengurus Asosiasi Kopi Minang (AKM) Periode 2024-2027
"Dengan maraknya penguna medsos, media ini bisa dimanfaatkan secara masif dan terukur, terutama menyentuh kalangan anak muda dan luar negeri," jelas Akmal pendiri flatfom Yuotube Helmi Yahya ini.
Sedangkan refocusing hulu kopi Minang dengan menggalakkan menanam kopi kembali dengan bibit unggul dan memantapkan proses pengolahan memakai teknologi pertanian. " Dengan sentuhan teknogi kita harapkan bisa menarik Anak-anak muda menjadi petani kopi," jelasnya Akmal yang sedang membuka kebun kopi Arabika di Perbukitan Barisan, Sonsang.
Tidak kalah penting tambah Akmal menulis tentang sejarah perkopian di Minang sejak zaman Belanda. Melalui pembuatan buku dan film documentary. Untuk motivasi bahwa kopi Minang itu sudah mendunia awal abad 19 lalu.
Dicatat dalam buku sejarah kopi Minang sempat berjaya pada zaman penjajahan Belanda dulu, dituangkan dalam skripsi doktor oleh W.K Huitema dari University Wegeningen, Belanda.
Dalam tulisanya W.K Huitema mengulas tentang keberadaan kopi Minang sebagai penyumbang bibit untuk ditanam ke tanah Gayo di Aceh.
Bibit bibit kopi dari Minang itu tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah Gayo dan sekitar Danau Laut Tawar. Pada tahun 1926 hasil kopi Arabika Gayo ini menguasai pasaran Eropah. Kejayaan kopi Gayo berlanjut hingga saat ini.
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com