Editor: Rahmad
INFOJAMBI.COM- Astronaut NASA Megan McArthur yang berada di stasiun luar angkasa International Space Station (ISS) menyuarakan kesedihannya melihat kondisi Bumi dari luar angkasa, belum lama ini, Ada Apa?
Megan McArthur mengutarakan kesedihannya soal kasus kebakaran hebat yang terjadi di banyak tempat. Bahkan beberapa kebakaran hutan yang besar bisa terlihat dengan mudah dari luar angkasa.
"Kami sangat sedih melihat kebakaran di sebagian besar Bumi, bukan hanya Amerika Serikat," ujar Megan McAthur dalam wawancaranya dengan Insider dan dikutip dari Futurism, dikutip Sabtu (23/10/2021).
"Selama bertahun-tahun para ilmuwan dunia telah membunyikan bel alarm ini. Ini adalah peringatan bagi seluruh komunitas global. Butuh seluruh komunitas global untuk menghadapi ini dan mengatasi tantangan tersebut."
Citra satelit memang menunjukkan adalah musibah kebakaran hutan dalam bentuk awan asap dengan proporsi astronomis di banyak wilayah di seluruh planet. Dari Siberia, Yunani, dan Spanyol hingga ke Pacific Northwest.
Turki disebut sangat terpukul tahun ini dengan kasus kebakaran hutan. Bahkan Amerika Serikat (AS) berjuang untuk merekrut petugas pemadam kebakaran yang cukup untuk mengatasi kebakaran hutan.
Sementara itu, hutan hujan Amazon Brasil juga kini terancam karena deforestasi. Ini telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, menurut hasil riset Dr. Simon Evans dari Carbon Brief.
Deforestasi atau penggundulan hutan dilakukan agar lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan lain, seperti pertanian, peternakan bahkan kawasan tinggal atau perkotaan.
Di Brasil, deforestasi yang dijalankan kolonialis untuk membuka lahan untuk menanam tanaman komersial seperti karet, gula, dan tembakau.
Ini kemudian dipercepat pada paruh terakhir abad ke-20 untuk menciptakan peternakan sapi, perkebunan untuk tanaman skala industri. Seperti kedelai, kelapa sawit, dan penebangan.
Belum lama ini, sebuah foto udara menunjukkan hutan terbesar di dunia tersebut terus mengalami pengurangan lahan secara intens.
Kondisi ini membuat Amazon melepaskan lebih banyak CO2 daripada yang diserapnya dalam 10 tahun terakhir.
Peneliti mengungkap bahwa sebanyak sebanyak 40% dari hutan hujan Amazon dapat berubah menjadi lanskap seperti sabana yang lebih kering jika tingkat curah hujan terus menurun akibat dari perubahan iklim.
Sabana merupakan ekosistem yang memiliki ciri lebih sedikit tutupan pohon dan didominasi padang rumput. Sabana cenderung ada di daerah beriklim sedang dengan curah hujan yang lebih sedikit daripada yang diperlukan oleh hutan hujan.
Baca Juga: Zumi Zola : Pemerintah Masih Butuh Bantuan Swasta Membangun Jambi
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com