INFOJAMBI.COM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi menggelar Forum Ekonomi dan Bisnis Triwulan I 2024, dengan tema “Connectivity untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi yang Berkelanjutan”.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Warsono mengatakan, melalui Forum Ekonomi dan Bisnis Jambi disampaikan diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Jambi Triwulan I 2024 kepada berbagai pemangku kepentingan.
Baca Juga: Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Resmi Hadir di Jambi
"Laporan ini untuk memberikan gambaran komprehensif mengenai perkembangan ekonomi daerah, termasuk perkembangan sistem pembayaran, pengedaran uang Rupiah dan prospek perekonomian Provinsi Jambi 2024," kata Warsono, Senin (24/6/2024).
Dengan informasi dan assessment tersebut, diharapkan berbagai pemangku kepentingan di Provinsi Jambi dapat terbantu dalam memahami, melakukan kajian yang lebih mendalam ataupun mengambil kebijakan yang komprehensif dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi.
Baca Juga: Tahun 2023 KPwBI Jambi Padat Program
Menurut Warsono, kolaborasi lintas sektor, baik antara pemerintah, swasta, akademisi, maupun masyarakat, diperlukan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Dengan adanya partisipasi aktif dari berbagai pihak, diharapkan akan tercipta sinergi yang kuat dalam mewujudkan konektivitas yang optimal, memberikan perspektif yang beragam dan memperkaya diskusi mengenai pengembangan infrastruktur connectivity dan ekonomi daerah," jelasnya.
Baca Juga: Bank Indonesia dan Polda Jambi Tingkatkan Sinergitas dan Kerja Sama
Perkembangan Kinerja Perekonomian Jambi
1. Ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi di tengah prospek perekonomian Amerika Serikat (AS) yang kuat. Inflasi AS pada April 2024 tetap tinggi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang menguat serta tren suku bunga The Fed Higher For Longer yang diprakirakan baru akan menurun di akhir tahun 2024.
2. Di sisi lain, perekonomian nasional masih menguat pada Triwulan I 2024 (tercatat 5,11% (yoy)) di tengah dinamika perekonomian global. Pertumbuhan tersebut didukung oleh permintaan domestik yang masih tinggi serta investasi bangunan seiring dengan berlanjutnya pembangunan sejumlah infrastruktur. Kemudian, inflasi nasional tetap terjaga dalam kisaran 2,5±1% yang tercatat sebesar 3,05% (yoy) pada Maret 2024.
3. Pada triwulan I 2024, PDRB Provinsi Jambi tercatat tumbuh sebesar 3,83% (yoy), melambat dibandingkan triwulan IV 2023 yang tercatat tumbuh 4,03% (yoy). Melambatnya kinerja PDRB Provinsi Jambi dipengaruhi antara lain oleh perlambatan ekonomi global yang menahan permintaan komoditas unggulan, serta belum kembali pulihnya kinerja 2 LU utama yaitu Pertanian dan Pertambangan.
4. Berdasarkan kelompok pengeluaran, permintaan domestik menjadi penopang kinerja PDRB Provinsi Jambi di tengah tekanan dinamika eksternal. Hal tersebut, tercermin dari kinerja positif Konsumsi RT dan Konsumsi Pemerintah seiring dengan masuknya bulan Ramadhan pada priode laporan serta penyelenggaran pemilu 2024.
5. Berdasarkan 5 LU utama penopang pertumbuhan ekonomi Jambi, secara keseluruhan LU mengalami perlambatan pada triwulan laporan. Adapaun LU Pertambangan sebagai tiga dari LU yang memiliki pangsa terbesar masih mengalami kontraksi pada TW I-2024. Hal tersebut dipengaruhi oleh harga acuan batubara yang masih menunjukkan tren pelemahan seiring dengan isu perlaihan energi terbarukan serta dampak penghentian sementara operasional jalur batubara via darat.
6. Selanjutnya LU Konstruksi masih mengalami pertumbuhan meskipun melambat, pertumbuhan tersebut didorong oleh masih berjalannya proyek strategis nasional (PSN) JTTS Bayung Lencir – Tempino Seksi 3. Adapun LU Perdagangan masih menunjukkan tren Pertumbuhan positif didukung oleh terjaganya aktivitas ekonomi domestik dan mobilitas masyarakat yang cenderung tinggi di Bulan Ramadhan dan memasuki HBKN Idul Fitri.
7. Ke depan tetap kuatnya permintaan domestik serta berlanjutnya berbagai pengerjaan proyek infrastruktur diprakirakan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, dampak lanjutan el-nino di level moderat serta perubahan iklim dapat menganggu siklus tanam Tabama, Holtikultura serta TBS Kelapa Sawit.
8. Dengan berbagai dinamika dan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2024 diprakirakan tumbuh dalam kisaran 3,80% - 4,60%. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah baik dengan pusat dan daerah sehingga risiko-risiko ke depan dapat kita antisipasi bersama.
Perkembangan Inflasi Gabungan Kota Jambi dan Kabupaten Bungo
1. Merujuk rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan IHK Provinsi Jambi pada Bulan Maret 2024 mengalami inflasi sebesar 0,54% (mtm). Capaian tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan laju inflasi regional yang tercatat sebesar 0,51% (mtm) dan laju inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,52% (mtm). Berdasarkan realisasi tersebut, inflasi Provinsi Jambi tercatat sebesar 3,84% (yoy) atau menempati peringkat ke 5 dari 38 Provinsi.
2. Inflasi Provinsi Jambi merupakan komposit dari 3 Kabupaten/Kota yaitu Kota Jambi, Kabupaten Bungo, dan Kabupaten Kerinci yang masing-masing tercatat mengalami inflasi sebesar 0,28% (mtm), 0,46% (mtm) dan 1,41% (mtm). Sejalan dengan hal tersebut, inflasi tahunan ketiga Kabupaten/Kota tersebut adalah 3,41% (yoy) untuk Kota Jambi; 3,38% (yoy) untuk Kabupaten Bungo; dan 5,47% (yoy) untuk Kabupaten Kerinci.
3. Ke depan Bank Indonesia meyakini inflasi 2024 tetap terkendali dalam sasarannya terutama terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan salah satunya adalah risiko iklim yang dapat mempengaruhi ketersediaan komoditas VF. Oleh karena itu dalam pengendalian inflasi VF diperlukan dukungan sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP serta terus mempererat sinergi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) sehingga dapat memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2,5±1% pada 2024.
Perkembangan Keuangan Daerah
1. Penyaluran kredit perbankan di Provinsi Jambi pada Triwulan I-2024 terpantau tumbuh meningkat sebesar 25,43% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Triwulan IV-2023. Pertumbuhan kredit tertinggi terdapat pada LU Industri. Di sisi lain, kredit LU Pertambangan dan Pertanian masih mengalami kontraksi pada triwulan laporan.
2. Berdasarkan jenis penggunaannya, pada Maret 2024, kredit konsumsi memiliki pangsa pasar terbesar yaitu 42,60%, kemudian kredit modal kerja sebesar 30,32%, dan kredit investasi sebesar 27,08%.
3. Pertumbuhan DPK Provinsi Jambi tumbuh pada triwulan I-2024, meningkat dibandingkan Triwulan IV-2023. Jumlah DPK yang dihimpun oleh perbankan mencapai Rp 44,50 triliun. Pertumbuhan DPK tersebut disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan yang terjadi pada giro sebesar 3,07% (yoy), tabungan sebesar 1,40% (yoy), dan deposit sebesar 1,94% (yoy).
4. Selanjutnya ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik, hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah perbankan (Non Performing Loan/NPL) Provinsi Jambi yang tercatat rendah 1,03%. Angka tersebut masih di dalam thresholf yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Kemudian, Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan laporan sebesar 115,51, atau tumbuh sebesar 7,45% (yoy). Pertumbuhan tesebut dipengaruhi oleh peningkatan penyaluran kredit pada triwulan laporan.
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
1. Perkembangan sistem pembayaran nontunai di Provinsi Jambi menunjukkan pertumbuhan yang positif, tercermin dari peningkatan jumlah user dan merchant QRIS serta peningkatan nominal transaksi RTGS. Selanjutnya, program sembako juga terpantau berjalan baik dicerminkan dari realisasi penyerapan program sembako yang mencapai >90% dari target. Dari sisi PUR, terjadi net inflows pada Triwulan I 2024 seiring dengan kebutuhan ULE pada momentum HBKN Ramadhan & Idul Fitri 1445H.
2. Dari sisi nontunai, jumlah merchant QRIS di Provinsi Jambi pada Triwulan I tercatat sebanyak 309,16 Ribu atau tercatat meningkat sebesar 35,98% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, jumlah pengguna QRIS di Provinsi Jambi juga terpantau mencapai 516,81 Ribu atau tercatat meningkat sebesar 43,14% (yoy). Lebih lanjut, nominal transaksi RTGS pada Triwulan I 2024 tercatat tumbuh sebesar 1,74% (yoy), meskipun volume transaksi RTGS tercatat menurun sebesar 13,08% (yoy). Selain itu, program bansos sembako telah diserap oleh reraya 165.074 ribu Keluarga Penerima Manfaat atau terealisasi sebesar 90,05% dari target penyaluran bansos.
3. Dari sisi Pengelolaan Uang Rupiah, pada triwulan I 2024, jumlah aliran uang masuk dan keluar masing-masing sebesar Rp2,40 Triliun dan Rp3,16 Triliun. Berdasarkan realisasi tersebut, di Provinsi Jambi terjadi net outflows sebesar Rp755,11 Miliar.
Rekomendasi Kebijakan
Bank Indonesia Jambi berkomitmen untuk memperkuat respons kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penguatan sinergi pengendalian inflasi. Salah satunya dengan mendorong pengembangan produk unggulan daerah dengan meningkatkan produktivitas serta pemanfaatan teknologi digital. Kemudian, melakukan penguatan UMKM melalui perluasan akses pasar serta pembiayaan.
Selanjutnya, Laporan Perekonomian Provinsi yang telah kami publish dapat diakses melalui website bank indonesia pada menu ‘publikasi dan perekonomian daerah’.
"Ke depan kita akan menghadapi berbagai tantangan dalam memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi Jambi. Namun kita juga perlu menatap 2024 dengan menjaga optimisme, membangun kewaspadaan, dan memperkuat kerja sama di tengah berbagai tantangan yang terjadi saat ini, karena kita memiliki peluang dan kesempatan luas mewujudkan Jambi lebih maju dan sejahtera," tutupnya. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com