JAKARTA - Legislator Senayan, Yandri Susanto, menilai berita Hoax yang marak muncul di sejumlah media, merupakan dampak dari kemajuan teknologi yang tidak bisa dihindari. Tak jarang berita hoax menjadi sumbu perpecahan di daerah.
Problem utamanya, kata Yandri, penyebaran atau fenomena berita kebohongan menjurus ke fitnah menjelang Pilkada serentak, kini sudah semakan masif.
"Ini sangat berbahaya. Hoax bisa menimbulkan kegaduhan dan gesekan publik. Masyaralat harus menjaga nilai-nilsi ke-bhineka-an, agar tidak terpecah-belah menjelang Pilkada serentak tahun ini," ujar Yandri, dalam diskusi bertema 'Kawal Kebhinekaan Jelang Pilkada Serentak, Waspada Berita HOAX', di gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/1).
Politisi komisi II DPR dari Fraksi PAN itu, mengatakan, Pilkada di DKI, menjadi pintu masuk terjadinya kegaduhan untuk menjadi pemicu di daerah lainnya. Karena banyak berita yang jauh dari kebenaran dan fakta yang beredar di media sosial (medsos).
"Tapi kami harapkan terkait dengan ini, aparat keamanan jangan terlalu reaktif. Sebagaimana terjadi dalam kasus yang menimpa Eko Patria. Jangan sampai kepolisian terlalu.mudah menangkap anggota DPR misalnya, hanya karena pemberitaan Hoax tersebut," ujarnya.
Dia juga memprediksi, kejahatan hoax ini, pada Pemilu 2019 akan lebih 'sadis'. Yang paling berbahaya, masyarakat percaya akan berita hoax itu.
"Fitnah sana dan fitnah sini," ujarnya menambahkan.
Sementara anggota komisi I DPR, Arwani berharap masyarakat mampu menjaga nilai-nilai Pancasila dan ke-bhineka-an, agar tidak terjadi perpecahan katena hoax. Sebab Republik ini, kata Arwani, akan tercabik-cabik hanya karena berita bohong.
Karena itu ke depan, dia berharap, pihak-pihak berwenang melakukan langkah-langkah yang meminimalisir berita-berita hoax seperti ini. Sekaligus menghentikan aksi fitnah memfitnah dalam Pemilu, baik di Pilkada, Pileg maupun Pilpres.
"Jangan memfitnah, mengada-ada berita hoax yang di sebar luaskan ke masyarakat. Jangan sampai hanya karena itu, keberagaman kita menjadi terganggu," ujarnya lebih lanjut.
Menurut Thomafi, hal ini merupakan konsekuensi dari begitu terbukanya kontestasi Pilkada serentak. Karena, di sini terjadi persaingan dari masing-masing calon yang diciptakan oleh masing-masing tim sukses.
Klarifikasi Kebenaran
Para tim sukses menciptakan berita fitnah dan melemahkan dari calon-calon lawan. Dia meminta wartawan untuk mengklarifikasi kebenarannya, jika menerima kiriman berita yang diterima dari timses masing-masing calon.
"Karena jelas ini akan mengganggu sistem kebinekaan," ujarnya singkat.
Dikesempatan sama, Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi, mengatakan, berita hoax yang diperbincangkan dalam beberapa hari terakhir, akan merusak kerukunan, sekaligus merusak nama baik orang yang dirugikan. Apalagi yang diserang itu fisiknya. (infojambi.com)
Laporan : Bambang Subagio ll Editor : M Asrori
Baca Juga: SKK Migas Gelar Workshop Menangkal Berita Hoax
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com