Bilik Suara di Kelopak Mata, Nafsu Jiwa Membuncah Ketika Harus Memilih dan Dipilih

| Editor: Doddi Irawan
Bilik Suara di Kelopak Mata, Nafsu Jiwa Membuncah Ketika Harus Memilih dan Dipilih

Oleh : Datut Rakash



PERHELATAN pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020 memang memiliki magnet besar bagi sebagian orang, terlebih pasangan calon (paslon) yang bertarung dalam kontestasi lima tahunan ini.

Buat sebagian orang, kontestasi memang bukan sekadar "passion", syahwat kekuasaan memacu adrenalin menjadi candu hati jiwa dan rasa.

Di era pemilihan yang demokratis seperti saat ini, kemenangan tak pelak memang harus diperjuangkan.

Kursi empuk pimpinan daerah bukanlah hasil pemberian seperti dulu. Karenanya, menjadi pemimpin daerah sekarang menjadi kepuasan tersendiri, seperti memenangi perlombaan atau pertandingan yang sengit, yang harus diraih dengan menghalalkan segala cara.

Namun untuk kemenangan paslon, tentu tidak terlepas dari peran pentingnya tim sukses, pemenangan, koalisi partai, simpatisan, dan relawan serta orang terdekat (keluarga), sekalipun yang berjibaku meraih dukungan, serta menarik simpatik masyarakat agar dapat memilih calon pemimpin yang layak diperjuangkan yang berujung di bilik suara.

Pemenang pilgub sudah ada dari Tuhan..

Prediksi kemenangan itu hingga kini belum bisa dianulir kandidat mana yang di atas angin, hanya Tuhan yang tahu dan garis Tuhan lah pemenang itu.

Bilik suara di kelopak mata...65 hari waktu yang singkat menuju 9 Desember.

Waktu yang sebentar... 65 hari kedepan itu tidak lama, selain paslon mempunyai "power", siasat ataupun kiat masing-masing paslon makin keras untuk menjadi pemenang.

Selain itu, track record paslon di birokrasi pemerintahan masing-masing sudah banyak menorehkan berbagai macam penghargaan dari pusat, dengan program unggulan baik itu aspek pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian, kebudayaan dan pariwisata dan yang lainnya. Semua kontestan punya inovasi brilian untuk kemajuan Provinsi Jambi.

Okelah... Menyimak hal di atas, peran pentingnya tim sukses dan track record paslon, tentu apresiasi sepuluh jari dalam perjuangan dan doa.

Pilgub Jambi diisi tiga paslon

Sebelumnya KPU Provinsi Jambi resmi menetapkan tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi peserta Pilkada 2020.

Ketiganya merupakan petahana, dan kepala daerah (bupati) yang menjabat dua periode, yang tentunya sudah berpengalaman di birokrasi pemerintahan.

• Pasangan dengan jargon CERAH nomor urut 1, H. Cek Endra dan Hj. Ratu Munawwaroh. Paslon ini diusung oleh Partai Golkar dan PDI-P.

Bisa kita tela'ah dan tidak bisa kita pungkiri Cek Endra sangat dekat dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Jambi, ditambah dukungan besar pendukung Alm H Zulkifli Nurdin (suami Ratu Munawwaroh).

• Pasangan dengan jargon BERKAH nomor urut 2, H. Fachrori Umar dan Irjen Pol (Purn) H. Syafril Nursal, diusung oleh Partai Hanura, Gerindra, Demokrat dan PPP.

Kalau dilihat pasangan incumbent saat ini terus melakukan sosialisasi untuk melanjutkan program yang telah dirancang, ditambah dengan figur kepemimpinan Syafril Nursal, yang merupakan putra daerah Jambi asal Kerinci, dinilai sukses dalam karier kepolisian, terakhir menjabat Kapolda Sulawesi Selatan.

• Pasangan dengan jargon MANTAP nomor urut 3, H Al Haris dan KH Abdullah Sani, diusung oleh PAN, PKB dan PKS.

Al Haris, akrabnya disapa Wo Haris, terbukti dapat membangun Kabupaten Merangin selama dua periode, dekat dengan kalangan masyarakat menengah ke bawah, serta mendapat dukungan dari beberapa kepala daerah, seperti Kabupaten Kerinci, Muaro Jambi, Tanjab Timur dan Bungo.

Kalau dilihat notabene para kontestan, masing-masing paslon memiliki banyak peluang untuk meraih kemenangan, berdasarkan metode kampanye tim sukses serta pendekatan kepada seluruh masyarakat.

Kembali lagi, bahwasanya untuk mewujudkan kemenangan tersebut, semua ada pada tim sukses masing-masing kandidat, baik itu tim pemenangan kampanye, tim keluarga, tim koalisi pemenangan, tim koalisi partai, kader partai, simpatisan, relawan dengan siasat mesin politik untuk meyakinkan pemilih (masyarakat) dengan program-program paslon bila terpilih nantinya.

Namun semuanya itu, hak suara sepenuhnya ada pada pemilih, ialah masyarakat. Suara yang sangat mahal yakni suara masyarakat, warga, penduduk baik dari kalangan atas, menengah hingga bawah.

Meski hanya satu suara, suara rakyat sebagai pemilih sangat dibutuhkan, sangat diharapkan bagi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi periode 2020 - 2024. Masih ada kurun waktu 65 hari kedepan jelang pencoblosan surat suara, untuk menentukan pilihan berdasarkan keyakinan suara pemilih.

Tentunya masyarakat tidak ingin terkecoh lagi, tidak ingin di PHP lagi dengan harapan palsu dan janji-janji politik dari paslon maupun tim kampanye yang berperan sebagai mesin politik paslon.

Ketika asa dan pikiran terlintas hingga ke benak jiwa, "terkadang aku benci dengan pikiranku, terpikir nantinya Paslon sudah duduk dikursi empuk pimpinan, tentu ada bedanya, bedanya sang pemimpin harus menjalankan protokoler kegiatan dibirokrasi pemerintahannya. Super sibuk, tidak sama saat Paslon turun kelapangan untuk mengharapkan suara masyarakat untuk dipilih dirinya, ataupun memilih idolanya yang sering disuarakan tim sukses tiap turun kelapangan ataupun dimedsos, " terlintas apa yang kupikirkan salah, dan mimpiku paslon yang terpilih nanti sediakan Pendopo guna mendengar delik aduan hingga aspirasi masyarakat.

Memilih pemimpin itu semua ada pada masyarakat untuk tentukan pilihan, Indonesia negara demokrasi dan masyarakat provinsi jambi sebagai warga negara yang baik wajib menentukan pilihan dan menyampaikan pendapat, itu hal wajar-wajar saja, guna perubahan yang lebih baik lagi, serta berkesinambungan disetiap aspek pembangunan berkelanjutan.

Lebih dari itu, Ketika pemimpin tidak mengindahkan ataupun mengacuhkan kebijakan program kerja setelah mereka terpilih, tentunya masyarakat jangan diambil hati atau baperan, karena yang dilakukan tidak semudah membalikkan telapak tangan, penuh dengan kajian, analisa serta perumusan teknis dan kebijakan, yang namanya kebijakan pasti ada yang dikecewakan, tentu harus siap lahir bathin untuk tidak mencela atau mengejek bumi, karena hak pilih suara kita untuk menjadikan ia seorang pemimpin.

Tentunya semua lapisan masyarakat provinsi jambi khususnya, ingin mempunyai pemimpin yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat, pemimpin yang peduli pada rakyatnya, pemimpin yang menjadi panutan bagi generasi penerus, pemimpin yang mempunyai Haikal (kekuatan) lahir bathin untuk memperjuangkan hak rakyatnya, pemimpin yang berani menjadi pelopor untuk kemajuan provinsi jambi bidang apapun, pemimpin yang siap menjadi imam bagi makmumnya, namun bukan pemimpin yang mementingkan golongannya, pemimpin yang cengeng, pemimpin yang mementingkan pribadinya saja, pemimpin yang menghalalkan kolusi, korupsi dan nepotisme.

Memilih pemimpin itu, lihatlah dari ahlaq dan kepribadiannya, dan bukan memilih pemimpin yang hanya menilai rakyatnya dari harkat dan martabatnya saja serta lebih mementingkan golongannya saja.

Miris rasanya ditengah kondisi sulit pandemi covid-19, coba lihat kalangan masyarakat bawah dari setiap sudut daerah yang ada di provinsi jambi, baik didesa, dikota, daerah pesisir, maupun daerah yang masih terisolir akses jalan, keluh kesah, caci maki hingga buruk sangka sudah terbiasa mengkaji kebijakan program pemerintah yang diduga tumpang tindih serta berat sebelah, pemerataan yang kurang dan tidak memikirkan sebagian kepentingan rakyat.

Dan ingatlah.., Untuk memilih pemimpin, suara rakyat tidak ada nilainya, namun amal jariyah pemimpin itu sebelum dan setelah jadi nanti akan sebagai contoh pengayom dan panutan bagi semua kalangan masyarakat dan wajib disokong untuk memilihnya, tanpa harus pamrih saat ingin gunakan hak suara pada pemilihan 9 (sembilan) desember mendatang, tentukan pilihan berdasarkan qolbu (hati), jiwa dan rasa. Selamat memilih dan jangan lupa "Bismillah".

Diakhir narasi dan deskripsi ini, sekedar hanya pesan dan sejuta harapan bagi semua masyarakat Provinsi Jambi, untuk tetap pada fitrahnya, jangan sampai terpecah belah, memang semua tak sama, namun semua inginkan kemajuan dan perubahan lebih baik lagi, pilkada hanya proses memilih kepala daerah, siapapun terpilih nanti dialah pemimpin kita, siapapun kandidatnya yang terpilih ialah pemenangnya.

Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya” itu kalimat yang tepat menggambarkan perjalanan hidup manusia. Setiap orang ada masanya, ada usianya. Bukan cuma di kehidupan, pada pekerjaan pun, khususnya jabatan seperti itu, dilantik bekerja, selesai, dan diganti.

"Mari kita kawal pilkada dengan nyaman, enjoy, santuy nan elok, siapapun kandidatnya siapapun pemenangnya, semua putra terbaik jambi. Mengawal bukan hanya saat jelang Pilkada saja, melainkan ketika ia terpilih nanti tentu program kerjanya akan tetap terus dikawal dan diawasi agar tidak off-side dan tersesat hingga menorehkan sejarah kelam kembali.

"Serta perlu diserap dan muhasabah diri, kehidupan saat ini sudah dalam keadaan carut marut, tak ubah seperti jaman kerajaan Majapahit, pemimpin hanya mementingkan golongan atau kelompoknya saja, yang kaya semakin bertambah kaya, sedangkan yang miskin terus berupaya, perang argumen dimana-mana terkadang menjadi Keos" yang berarti rusuh atau terjadi kemelut, hingga berakhir dipenjara.

"Kecuali,..iya ada kecualinya, kecualinya kita berdosa kepada Allah SWT, karena kita semua akan dikumpulkan di Mahkamah Sejarah yakni Yaumil akhir (Akhirat) guna pertanggung jawaban yang kita perbuat selama didunia. ***

Penulis adalah Jurnalis di Jambi

Baca Juga: R2 Kembali Serukan Tetap Kompak Pilkada 2020

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Bupati Safrial Apresiasi KPU

Tanjung Jabung Barat

Berita Terkait

Berita Lainnya