PENULIS : TIM LIPUTAN
EDITOR : DODDI IRAWAN
Baca Juga: Kebakaran Gambut Mengkhawatirkan, Sekat Kanal Sangat Penting
INFOJAMBI.COM - Kebakaran di lahan gambut mulai terjadi, menyusul masuknya kemarau panjang tahun ini.
Di Kalimantan Tengah, kebakaran di areal target restorasi gambut beberapa waktu lalu dilaporkan terjadi di Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, khususnya di Desa Tumbang Nusa dan Tanjung Taruna.
Baca Juga: Pemkab Batanghari Sudah Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan
Bupati Pulang Pisau dan jajaran telah melakukan upaya penanggulangan kebakaran. TNI/Polri, Manggala Agni, BPBD, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan fasilitator Desa Peduli Gambut terlibat dalam upaya pemadaman.
Pemkab Pulang Pisau saat ini akan melakukan pemetaan areal terbakar guna mendapat data yang akurat, termasuk pemilik lahan terbakar tersebut.
Baca Juga: BMKG Terus Pantau Titik Panas
Kesulitan yang dialami warga selama ini adalah kebakaran cenderung terjadi pada lahan yang tidak diketahui pemiliknya.
Terkait dengan kejadian kebakaran dan potensi kekeringan yang ada, Badan Restorasi Gambut (BRG) menginstruksikan kepada fasilitator desa agar siap siaga membantu MPA dan pemerintah desa.
Ria Andriani dan Febri, dua orang perempuan muda, yang menjadi fasdes DPG di Tanjung Taruna dan Tumbang Nusa.
Selama ini mereka ikut aktif dalam upaya pemadaman. Selain itu mereka membagikan masker kepada warga, terutama anak-anak dan perempuan.
“Kami harus siap bekerja cepat menghadapi situasi ini. Intinya kebakaran harus segera diatasi,” papar Ria.
Tentu tidak mudah menjalankan tugas ini, tapi kedua srikandi restorasi gambut itu ikhlas melakukannya.
Menghadapi kemarau panjang tahun ini, BRG menjalankan tujuh strategi.
Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A Safitri menjelaskan, strategi itu meliputi percepatan pelaksanaan pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG), seperti sekat kanal, sumur bor dan penimbunan kanal, serta pengecekan dan pemeliharaan infrastruktur pembasahan yang sudah dibangun tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu dilaksanakan juga Operasi Cepat Pembasahan Gambut. Edukasi terhadap masyarakat untuk pengolahan lahan pertanian tanpa bakar terus diperluas.
Tidak hanya kepada petani, namun juga melibatkan pemuka agama, seperti da’i, ustadz dan pendeta.
Lalu diintensifkan pula pemantauan tinggi muka air di lahan gambut serta kelembaban gambut melalui sistem yang dinamakan SIPALAGA.
Operasi Cepat Pembasahan Gambut
Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri menjelaskan, operasi cepat dimaksud meliputi Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut Terbakar (OPCLGT) dan Operasi Pembasahan Gambut Rawan Kekeringan (OPGRK).
OPCLGT bertujuan mengendalikan kebakaran di wilayah yang belum terbangun infrastruktur pembasahan gambut.
Sementara OPGRK dilakukan pada areal telah terbangun infrastruktur pembasahan. OPGRK bertujuan utama memelihara sekat kanal atau sumur bor yang sudah terbangun.
“Kami menghimbau agar Operasi Cepat Pembasahan ini segera dilaksanakan. Anggaran telah diberikan kepada daerah melalui Tugas Pembantuan Restorasi Gambut,” ujar Myrna.
Melalui OPCLGT, pemerintah daerah dapat membangun sumur bor di areal terbakar.
Sementara itu, OPGRK dilakukan jika terpenuhi syarat-syarat seperti tidak terdapat hujan selama tujuh hari berturut-turut, diprediksi BMKG rawan kekeringan, terdapat indikasi titik panas dan tinggi muka air di lahan gambut telah lebih dari 0,4 meter.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Kalteng dan Kabupaten Pulang Pisau sudah menjalankan Operasi Cepat Pembasahan itu. Di kedua desa terbakar di Pulang Pisau telah dibangun 10 sumur bor melalui OPCLGT.
“Respon cepat seperti ini sangat kami hargai karena dapat meminimalkan menjalarnya kebakaran,” tambah Myrna.
Seperti diketahui, kebakaran di lahan gambut harus segera diatasi, mengingat sifat lahan gambut yang unik karena kebakaran sulit dipadamkan jika terlambat diatasi. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com