BRG Sesalkan Masih Banyaknya Kegiatan Pembakaran Lahan

| Editor: Wahyu Nugroho
BRG Sesalkan Masih Banyaknya Kegiatan Pembakaran Lahan


PENULIS : TIM LIPUTAN
EDITOR : WAHYU NUGROHO

Baca Juga: Disbun Dorong Perusahaan Lengkapi Sarana Penanggulangan Karlabun









INFOJAMBI.COM – Badan Restorasi Gambut (BRG) menyesalkan masih banyaknya pembakaran lahan yang dilakukan oleh sejumlah kalangan di lahan gambut yang ada di Provinsi Riau, dimana pembakaran tersebut diduga dilakukan dengan sengaja.





Hal tersebut diungkapkan Kepala BRG Nazir Foead dalam keterangan persnya usai mengadakan kunjungan lapangan di Provinsi Riau, Jumat (2/8/2019).

Baca Juga: Kebakaran Gambut Mengkhawatirkan, Sekat Kanal Sangat Penting





Berdasarkan hasil pemantauan lapangan, Nazir menyaksikan langsung adanya kabut asap tipis yang mengelilingi kota Pekanbaru. Ketika dicek langsung ke sumbernya, Nazir melihat ada sejumlah lokasi lahan yang dibakar.





"Sebenarnya hal ini sangat disayangkan. Kita sudah mengingatkan agar tidak melakukan pembakaran untuk membuka lahan," katanya.

Baca Juga: 1,5 Hektar Hutan Srimenanti Terbakar





Yang semakin disesalkan, tambah Nazir, pihaknya mendengar bahwa pembakaran lahan tersebut dilakukan secara sistematis dan luas, yang tidak mungkin dilakukan oleh petani kecil. "Tapi ini harus dibuktikan dulu oleh aparat penegak hukum di lapangan," tegasnya.





Nazir mengungkapkan, berdasarkan laporan pihak Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) dan Gubernur Riau, upaya pencegahan pembakaran lahan untuk mencegah kabut asap di musim kemarau ini sudah cukup efektif. Hal ini terbukti dari desa-desa "langganan" kebakaran sudah relatif bersih dari titik api, karena upaya sosialisasi 1500 lebih personel selama sebulan terakhir. "Tapi api bermunculan di area yg selama ini jarang terbakar, dan memang tidak terkawal," ungkapnya.





Pemerintah Pusat siap mendukung penambahan personel jika dibutuhkan oleh Gubernur Riau, selaku Dansatgas Karhutla.





Secara umum, dalam sebulan terakhir rata-rata tinggi muka air gambut di Provinsi Riau telah mengalami penurunan, demikian juga nilai kelembaban tanah gambut sudah di bawah 50%. Tinggi muka air tanah tertinggi ada di kabupaten Rokan Hulu (-60 cm) dan paling rendah ada di Kabupaten Indragiri Hilir (-120 cm). "Kita terus menggerakkan kelompok masyarakat yang selama ini menjadi mitra kami membangun sumur bor dan sekat kanal untuk melakukan pembasahan," pungkasnya.***


BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya