Penulis : Willy || Editor : Redaksi
INFOJAMBI.COM — Pada Kamis (16/7) pagi, ketika sedang berada di kantornya di Muarasabak, Romi Hariyanto mengaku dimintai tanggapan terkait sejumlah pemberitaan negatif beberapa waktu terakhir.
Di ujung telepon, si penanya yang mengaku wartawan sebuah media online heran, mengapa Romi diam saja terkait sejumlah pemberitaan itu.
Sebagai bupati Tanjung Jabung Timur seharusnya Romi gerah atau marah, karena berita-berita tersebut terkesan memojokan dan berpotensi menimbulkan opini negatif masyarakat.
Apalagi saat ini Tanjabtim sedang bersiap menghadapi pemilukada, di mana Romi adalah salah satu peserta.
Ditanya tentang sikapnya yang tidak ambil pusing, Romi menegaskan, sejak awal mencalonkan diri sebagai bupati, 2015 silam, dia bersama wakilnya, Robby Nahliyansyah, sepakat untuk fokus saja bekerja sesuai tugas yang diamanatkan.
Saat kemudian muncul kritik pada hal-hal yang masih kurang, Romi menilai itu sebuah kewajaran. Setiap orang punya ekspektasi.
“Tidak bisa kemudian kita generalisasi harapan semua warga. Semua punya ekspektasi berbeda. Si A pengen jalan di kampungnya segera dibangun, si B mendesak irigasi di desanya segera dibangun, lalu ada si C yang minta usaha kecilnya yang tergabung dalam UMKM bisa lebih diperhatikan. Ada pula pemuda yang menuntut pemerintah lebih perhatian pada sektor olahraga. Itu biasa. Semua informasi seperti itu kita terima sebagai masukan positif. Kami bekerja sekuat tenaga mempedomani apa yang telah disepakati bersama masyarakat, sebagaimana yang dituangkan dalam RPJMD. Itu semua berangkat dari kajian mendalam tentang pembangunan yang utuh bagi semua sektor,” jelasnya.
Romi memang minta semua aparaturnya bekerja saja, tanpa harus terganggu dengan pemberitaan yang kadang tendensius. Pasalnya, Romi kenal media daring cukup paham dan mengerti bagaimana sebuah karya jurnalistik diproduksi.
Dia baru akan pusing dan menanggapi serius, jika kritikan disampaikan media yang taat asas jurnalistik, datanya lengkap, etika dan kaidah jurnalistiknya terpenuhi.
“Kalau datanya saja tidak jelas, narasumbernya tidak kompeten, bahkan ada yang mungkin fiktif, saya kira tidak perlulah buang-buang energi menjawabnya. Patut diduga pemberitaan demikian itu sebenarnya tidak tergolong karya jurnalistik, karena kuat indikasi adanya itikad buruk. Ini kita mau pilkada, jadi yang begitu itu biasa saja. Tandanya musim pilkada segera tiba,” katanya sambil terkekeh.
Menurut Romi, kritik itu menghangatkan, tapi tidak boleh panas. Begitupun tudingan miring yang tendensius.
“Buat apa panas ? Humas saya saja saya perintahkan untuk tidak reaktif, kecuali pada karya jurnalistik yang patut ditanggapi,” ucapnya.
Romi selalu mengingatkan stafnya agar bekerja saja sesuai yang diamanatkan, dengan kondisi kemampuan APBD yang sangat terbatas, dan persoalan pembangunan yang begitu kompleks. Pemkab dituntut piawai memastikan semua berjalan seiring.
“Di situlah seninya. Alhamdulillah kemiskinan daerah ini sudah ditekan sedemikian rupa. Kita yang tertinggi progresnya. Itu bukan kata kami, tapi berdasar penelitian ilmiah yang dilaksanakan pemprov beberapa waktu lalu,” tutup Romi. ***
Baca Juga: Gaya Bupati Romi Membangun Semangat Nasionalisme
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com