MUARASABAK — Andi Rowa tak bisa berkata-kata, saat Bupati Tanjabtim, Romi Hariyanto, menegur kelalaiannya, Senin (20/3) kemarin. Meski suara Bupati Tanjabtim itu terdengar pelan, Andi Rowa merasa hal tersebut adalah teguran keras.
Kepala SMAN 7 Tanjabtim itu hanya tertunduk sambil terus mengikuti langkah sang bupati. Bupati Romi terlihat kesal setelah mendatangi empat ruang kelas tempat anak SMA itu melaksanakan ujian.
Tak ingin mengganggu konsentrasi siswa, Romi tidak banyak berkomunikasi dan hanya menyapa para siswa sekedarnya. Namun bupati yang kerap inspeksi mendadak ke sekolah itu, sesekali tampak memperhatikan suasana kelas.
Rupanya Romi memperhatikan dinding sekolah yang minim poster pahlawan. Bahkan di ruang kelas ketiga yang dimasukinya tidak terlihat poster Presiden Joko Widodo. Hanya tampak poster Wakil Presiden Jusuf Kala.
Hal itulah yang membuat Romi menegur Andi Rowa. Meski soal poster mungkin dianggap sepele, menurut Romi hal tersebut menggambarkan tingkat kepedulian para guru pentingnya membangun nasionalisme dan wawasan kebangsaan.
Romi bahkan berani memastikan, tingkat wawasan kebangsaan maupun rasa nasionalisme para guru dan siswa di sekolah tersebut masih rendah. Dia pun membuktikannya dengan mengumpulkan para siswa usai ujian.
Benar saja, dari sekian banyak pertanyaan dan uji coba yang diberikan pada para siswa, sebagian besar gagal dijawab dan dilaksanakan. Meski pertanyaan yang diuji bupati disederhanakan, masih saja para siswa yang justeru diambil dari para ketua kelas dan juara kelas tersebut gagal.
"Ini memprihatinkan. Masa saya tanya hari pendidikan saja mereka tidak tahu. Malah pola berpikir mereka juga masih kacau. Sudah jelas G30S PKI, mereka jawab kejadiannya tanggal 11 Maret. Ini ada yang salah. Harus kami sikapi serius," beber Bupati Romi.
"Kami sedang merancang bagaimana kami bisa berperan aktif turun ke sekolah guna mengajar khusus wawasan kebangsaan dan nasionalisme, secepatnya akan direalisasikan," tambahnya.
Kegundahan Romi akan wawasan kebangsaan dan nasionalisme di kalangan siswa cukup beralasan. Menurutnya kondisi itu menggambarkan betapa lemahnya efektifitas belajar mengajar yang selama ini dilaksanakan.
"Jika pengetahuan dasar seperti ini saja kita lemah lalu bagaimana dengan mata pelajaran exact," ucapnya.
Dikritisi orang nomor satu di Tanjabtim, Andi Rowa selaku kepala sekolah mengaku malu. Namun dia juga merasa senang karena termotivasi secara langsung.
"Saya malu, tapi sekaligus senang karena ini adalah motivasi agar kami segera berbenah. Insya Allah semua arahan Pak Bupati tadi segera kami laksanakan," janji Andi Rowa.
SMAN 7 Tanjabtim berada di Kelurahan Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara. Sekolah ini mulai beraktivitas sejak 2005. Lokal yang saat ini berjumlah 12 belum mampu menampung 310 siswa, sehingga harus memanfaatkan perpustakaan dan laboratorium untuk digunakan sebagai kelas.
Dari 24 guru, 16 orang adalah PNS dan delapan sisanya honorer. Saat inspeksi mendadak Bupati Romi kemarin, empat guru kedapatan tidak masuk. (infojambi.com/d)
Laporan : Willy Bronson
Baca Juga: Gaya Bupati Romi Membangun Semangat Nasionalisme
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com