Oleh : Mursyid Sonsang
Setelah lolos ke final Timnas Indonesia disambut gegap gempita oleh rakyat Indonesia. Di media para pengamat berciloteh ini itunya, di media sosial berbagai meme bermunculan dari joget tiktok pelatih Shing Tae Yong hingga kekuatan doa dan zikir dari Asnawi Mangkualam.
Baca Juga: Ini Dia Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia di Piala AFF 2016
Kegembiraan masyarakat Indonesia itu wajar saja di tengah minim prestasi dari Timnas sepak bola ini. Hampir 30 tahun puasa gelar, terakhir juara tahun 1991 lalu. Medali emas dalam gelaran Sea Games di Fhilipina.
Selama ini kelemahan pemain Indonesia adalah ketahanan fisik dan saat ketinggalan kehilangan konsentrasi. Inilah yang difokuskan Shin Tae Yong dengan membawa pelatih fisik Lee Jae Hong. Duet Shin dan Lee ini membawa Korsel mengalahkan Jerman 2 - 0 gelaran piala dunia tahun 2018 lalu.
Setelah mendapatkan pemain yang diinginkan. Latihan fisik digenjot dan menu makanan di atur. Setiap berkala diukur. Saat TC di Kroasia ketahanan fisik mulai membaik dan postur tubuh para pemain mulai berotot. Berbagai uji coba dilakukan dengan tim tim luar negeri.
Tibalah saatnya pasukan Shin ini diterjunkan di Medan laga yang sebenar dalam gelaran AFF 2020. Melihat banyak pemain muda yang memperkuat Timnas ini dianggap remeh oleh lawan di group B. Terutama Malaysia dan Vietnam.
Mengawali pertandingan di group B, pasukan Garuda Muda ini membantai Laos 5 - 1 dan bermain imbang 0 - 0 dengan Vietnam lalu mengalahkan Kamboja 4 - 2 dan puncaknya melumat Malaysia 4 - 1. Indonesia lolos ke semi final.
Di semi final Indonesia bertemu dengan Singapura. Pada leg 1 berbagai angka 1 - 1 sedangkan laga penentuan leg 2 pertandingan begitu dramatis. Garuda muda menang lewat perpanjangan waktu 4 - 2. Indonesia lolos ke final dengan agregat 5 - 3.
Baca juga..https://infojambi.com/berdebar-jantungku/
Dari fase group hingga semi final kekurangan Timnas adalah akurasi tembakan ke gawang lawan. Sering terburu buru, peluang gol sering buyar. Selain itu mengantisipasi bola mati. Terlihat dalam semi final leg 2 dengan Singapura.
Tentunya ini sudah menjadi perhatian dari Shin Tae Yong, waktu istirahat 4 hari cukup untuk mengevaluasi dan membenahi kelemahan ini.
Dalam sebuah pertandingan faktor keberuntungan dari keputusan wasit juga ada.
Menghadapi Thailand dalam babak final ini. Harapan menjadi juara dari pecinta bola di Indonesia maupun perantau di seantero dunia sangat besar. Harapan ini akan terjawab pada leg 1 tanggal 29 Desember 2021 dan Leg 2 tanggal 1 Januari 2022.
Kalau dibedah kekuatan Thailand sebuah tim yang kuat dalam bertahan dan tajam dalam menyerang. Selama kejuaraan AFF ini Thailand hanya kebobolan satu kali. Artinya pertahanannya sangat kuat.
Sementara Thailand menjebol gawang lawan sebanyak 12 kali dan kebobolan 1 saat melawan Fhilipina di fase penyisihan group.
Penyerang Thailand sangat produktif terutama pemain seniornya Teerasil Dangda. Meski sudah berusia 33 tahun, Teerasil tetap bisa diandalkan di lini depan. Pemain BG Pathum United itu punya catatan 15 gol selama bermain di Piala AFF, serta memberikan 1 gelar juara di ajang tersebut.
Kalau Teerasil tidak dimainkan, pilihan pelatih Thailand, Alexandre Polking di antara Supachai Chaided dan Adisak Kraisorn. Kedua stiker ini masih muda dan tidak kalah tajamnya dibanding Teerasil. Istimewanya Supachai salah satu pesepak bola Thailand yang beragama Islam. Juga punya kebiasaan berdoa sebelum bertanding dan setelahnya.
Dalam pertandingan semi final dengan Singapura. Suporter Timnas ini dibuat jantung berdebar. Betapa tidak beberapa menit jelang usai pertandingan Singapura dapat hadiah penalti. Walau hasil akhir Indonesia menang.
Lawan Thailand pada leg 1 tanggal 29 Desember 2021, Rabu malam ini. Kita berharap Timnas bisa membuat kita tersenyum, bukan lagi jantung berdebar debar hingga berakhir pertandingan. Apalagi membuat sakit jantung benaran dibantai Thailand.**
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com