JAKARTA, INFOJAMBI.COM - Ucapan belangsungkawa atas meninggalnya Sarwono Kusumaatmadja terus mengalir dari masyarakat Indonesia. Tidak terkecuali dari Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD) Letjen TNI (Purn) Doni Monardo
"Keluarga besar PPAD turut berduka atas wafatnya Pak Sarwono tercinta. Semoga Pak Sarwono mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, Tuhan YME. Semoga, keluarga tabah melepas kepergian alam. Aamiin YRA," ujar Doni, Jumat (26/5).
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Doni Monardo Tinjau RSDC Wisma Atlet
Mantan Menteri Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto itu meninggal dunia akibat kanker paru-paru dalam usia 79 tahun di Penang, Malaysia, Jumat (26/5) pukul 17.15 waktu setempat.
"Beliau berjasa besar dalam memberikan masukan dan saran, untuk pemulihan ekosistim Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum," imbuhnya.
Baca Juga: Kenangan Doni Monardo dengan Almarhum Achmad Yurianto : Pekerja Keras dan Rajin
Doni mengenang jasa almarhum saat menggagas program Citarum Harum. Suatu terobosan dalam membersihkan sungai terpanjang di Jawa Barat yang sempat dijuluki sebagai sungai terkotor di dunia pada tahun 2018.
Namun, kerja keras yang antara lain dimotori oleh Doni Monardo selaku inisiator dan konseptor utama Program Citarum Harum, berhasil mengangkat derajat Sungai Citarum. Kondisinya kini jauh lebih baik.
Baca Juga: Kisah Doni Monardo melakukan Pembibitan Pohon, Dari Istana ke Bukit Asam
Dalam memulihkan Sungai Citarum, Doni mendapat banyak dukungan. Antara lain dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, mantan Menteri Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja dan Erna Witoelar, dan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kuntoro Mangkusubroto, yang pernah ditugaskan untuk pemulihan Citarum oleh ITB.
Serta Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir, yang memberikan masukan tentang pentingnya perguruan tinggi di Jawa Barat untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di DAS Citarum.
"Awalnya, warga sekitar Majalaya tahu bahwa sungai ini, dulu tidak ada airnya, yang ada sampah, kita bisa jalan di atas sungai sekarang airnya mengalir baik,” kata Doni, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Program Citarum Harum, yang termaktub dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum, akan berakhir pada 2025.
Karena itu, Doni memohon kepala daerah dan tokoh masyarakat serta pihak terkait lainnya, untuk serius memikirkan masa depan penanganan Sungai Citarum, setelah berakhirnya Perpres 15 Tahun 2018 ini. ****
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com