INFOJAMBI.COM - Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanul Haq menyoroti berbagai masalah bagi Jemaah haji Indonesia yang terus berulang setiap tahun. Fasilitas transportasi, konsumsi maupun tenda jemaah haji Indonesia selama di Arafah dan Mina, meski kuota jemaah haji bertambah 20 ribu dibandingkan tahun sebelumnya.
"Persoalan ibadah haji tahun ini menyimpan beberapa catatan seperti tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari pelanggaran visa, hingga kurangnya berbagai fasilitas Jemaah haji di tanah suci, " ujar Maman secara virtual dalam Dialektika Demokrasi bertajuk 'Evaluasi Catatan Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024', di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Baca Juga: Antrean Banyak, Quota Malah Dikurangi... Maaakkk !!!
Maman berpendapat penambahan kuota haji sebanyak 20 ribu tidak boleh dipermainkan oleh pihak tertentu. Maman juga mengingatkan jangan sampai Kemenag punya kepentingan sendiri untuk memberikan tambahan kuota haji. "Jangan sampai ada permainan kuota haji yang nantinya akan berdampak buruk pada kuota jemaah haji reguler, " tegas Maman.
Sorotan lainnya yakni, menyampaikan penyediaan hotel dan konsumsi bagi jemaah belum memenuhi standar yang diinginkan. Ia berharap berbagai catatan masalah haji tahun 2024 ini, dapat menjadi catatan perbaikan untuk penyelenggaraan haji di tahun-tahun berikutnya.
Baca Juga: Pemkab Merangin Manjakan Jemaah Haji
Untuk mengatasi berbagai persoalan haji, Pengamat Haji Ade Marfuddin berpendapat pentingna dibangun kesamaan pandangan antara Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Arab Saudi sebagai tempat pengiriman jamaah haji.
"Perlu dibangun kesamaan pandangan pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi sebagai tempat pengiriman jamaah haji apakah membangun diplomasinya jalan atau tidak. Jangan kita serakah meminta meminta kuota tambahan haji tanpa mengetahui secara pasti kapasitas Mina untuk menampung jemaah haji, " kata Ade.
Baca Juga: Tidak Semua Haji Diterima Allah
Ade menegaskan masalah utama yang banyak ditemukan Tim Pengawas Haji DPR adalah kondisi di Mina dan Muzdalifah. "Kepanasan di Muzdalifah dan ketidakcukupan fasilitas di Mina menjadi isu serius yang perlu segera ditangani, " ujarnya.
Ade mengingatkan apabila Pemerintah sudah mengetahui kapasitas Mina hanya mampu menampung jemaah haji untuk 3 juta orang, jangan dipaksa menjadi 3,5 juta Jemaah haji. Masalah di Mina adalah overload-nya jumlah Jemaah dibandingkan jumlah tenda bagi Jemaah yang hanya 120 meter, tapi diisi 160 Jemaah.
"Masalah lain 500 Jemaah harus antre untuk ke 20 toilet. Ini kan permasalahan karena tidak sebanding antara kuantitas jamaah kita dengan fasilitas yang tersedia, " ujarnya.****
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com