Penulis : Bambang Subagio
Editor : Dora
Baca Juga: Ruang Penyimpan Arsip Dokumen Pansus Angket Pelindo II DPR RI Terbakar
INFOJAMBI.COM - Delegasi DPR RI melakukan pertemuan dengan Parlemen negara-negara Pasifik di sela-sela pertemuan Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF) ke 28 di Canberra, Australia.
Pertemuan yang diinisiasi DPR RI tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan antar parlemen dengan negara-negara tetangga tersebut.
Baca Juga: Refleksi HUT ke-72 DPR Taufik Kurniawan : Kritik DPR Secara Konstruktif
Ada sembilan negara Pasifik menghadiri pertemuan tersebut. Yakni, Tonga, Tuvalu, Nauru, Palau, Niue, Cook Islands, Kiribati, Samoa, dan Solomon Islands.
Pertemuan dipimpin oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Dr. Fadli Zon, didampingi Wakil Ketua BKSAP dari Partai Demokrat, Putu Supadma Rudana. Pertemuan sekitar satu jam tersebut berjalan dalam suasana keakraban dan persahabatan.
Baca Juga: Lukman Edy : Jangan Cawe-cawe Urusan Keraton Jogya
Dalam pertemuan tersebut, Ketua BKSAP menyampaikan keinginan untuk memperkuat engagement dengan negara negara Pasifik.
"Kita ingin memperkuat hubungan antara DPR RI dengan parlemen negara negara Pasifik tersebut," kata Fadli Zon, Selasa (14/1/2020).
Fadli sekaligus menyampaikan undangan pada mereka untuk hadir pada pertemuan ke-2 Indonesia Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) yang akan diselenggarakan tanggal 8-9 Juli 2020 di Jakarta.
Parlemen negara-negara Pasifik menyambut baik undangan tersebut dan menghargai inisiatif Indonesia untuk penguatan kerjasama antara Indonesia dan negara negara Pasifik.
“Diharapkan IPPP yang kedua ini bisa mengikuti kesuksesan penyelenggaraan pertama pada tahun 2018 lalu. Saat itu mayoritas negara-negara di Pasifik hadir dan berpartisipasi aktif,” papar Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini.
Langkah ini merupakan salah satu tugas DPR dalam parliamentary diplomacy.
Pada pertemuan IPPP pertama yang dihadiri oleh 16 negara menghasilkan Chair’s Statement yang menggaris bawahi mengenai peluang dan tantangan bersama yang dihadapi Indonesia dan negara-negara Pasifik.
Diantaranya soal kemaritiman dan sampah laut, pendidikan dan peningkatan kapasitas, keterwakilan gender, serta tantangan-tantangan bersama dari sisi perubahan iklim dan IUU Fishing.
Untuk pertemuan tahun ini, negara-negara Pasifik tersebut mengusulkan pembahasan isu-isu terkait perubahan iklim, kesehatan, kelautan, perikanan, konservasi, dan pariwisata.
Selain itu mereka tertarik untuk melakukan kunjungan ke sentra industri seperti perikanan dan kelapa serta mempelajari kemajuan pengelolaan pariwisata di Indonesia.
Menurut Fadli, upaya menggandeng negara negara Pasifik sangat penting. Salah satunya adalah karena lima provinsi di Indonesia ada di wilayah tersebut, yaitu Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur. Penduduk lima provinsi tersebut berjumlah sekitar 11 juta jiwa.
"Nah kalau dibandingkan dengan negara negara Pasifik lain sebetulnya kita yang terbanyak, namun selama ini kita belum engagement dengan mereka secara serius," katanya.
Karena itu, sudah saatnya Indonesia sungguh-sungguh membangun hubungan yang erat dengan negara tersebut.
"Indonesia sebagai negara besar di kawasan ini harus menjadi leader. Kita harus ambil inisiatif bukan menunggu, " tandas Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 ini. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com