Edi menyebut, persoalan pendidikan dan kesehatan, termasuk rumah hunian, telah terjawab dengan bantuan pemerintah pusat. Rumah pendidikan dengan fasilitas penunjang, termasuk ruang pemeriksaan kesehatan, dan rumah hunian bagi warga SAD telah dibangun pada 2023.
Kini fasilitas tersebut ditinggal begitu saja, lantaran ada kebiasan atau adat istiadat dari warga SAD yang berpindah-pindah tempat, atau dikenal dengan istilah Melangun.
Baca Juga: Kerjasama Pembangunan Pasar Angsoduo dan JBC Disepakati
Menurut salah seorang Tumenggung (ketua kelompok) warga SAD, kegiatan Melangun dilakukan ketika ada satu dari anggota kelompoknya mendapat kemalangan, terutama meninggal dunia.
“Jadi rumah pendidikan, fasilitas kesehatan, hunian mereka sekarang dibiarkan saja. Inilah kami datang untuk diskusi dengan mereka, bagaimana anak-anak mereka bisa dapat pendidikan, kesehatan, dan hunian mereka tidak lagi di tinggalkan,” terang Edi.
Baca Juga: Al Haris Dampingi Mensos Saluarkan Bantuan PKH
Edi mengungkapkan, ketika warga SAD pindah, akan sangat sulit menemukan mereka lagi, sehingga sulit juga ketika memberikan bantuan. Edi sudah bicara dengan Menteri Sosial, harus ada satu kawasan yang disiapkan pemerintah untuk menjadi kawasan milik SAD.
Ini bertujuan memberikan kepastian hukum terhadap SAD atas kepemilikan satu kawasan lahan, untuk keberlangsungan hidup mereka. Ini juga untuk meminimalisir konflik lahan yang terjadi antara SAD dan pihak lainnya.
Baca Juga: ADI Minta Dewan Tegur Gubernur
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com