Catatan : Mursyid Sonsang, wartawan senior dan Pendiri SMSI dan JMSI Pusat
Kota Muskat merupakan ibukota negara Oman. Negara yang terletak di tanduk selat Ormus dan Selat Oman ini kalah mentereng dari negara negara kecil lainnya di kawasan itu.
Baca Juga: Soal Kasus Umrah, Kemenag-Polri Bentuk Tim Gabungan
Sebut saja Uni Emirat Arab dengan dua kota besarnya yang mendunia Abu Dhabi dan Dubai. Begitu juga Qatar yang baru saja menyelengarakan Piala Dunia sepak bola dan Piala Asia serta Kuwait yang tahun 90 an sangat terkenal negara terkaya dan impian pencari kerja.
Oman bagi telinga bangsa Indonesia tidak asing lagi. Khususnya pecinta sepakbola. Satu satunya negara Timur Tengah yang bisa dikalah timnas Indonesia. Dari 5 kali pertemuan sama sama dua kali menang dan sekali seri.
Baca Juga: Menata Hati di Medinah : Ibadah Hingga Berbuka Puasa Terasik di Dunia
Saat ini penduduk Oman lebih kurang 4,5 juta jiwa dengan pendapatan per kapita mencapai 23 ribu dolar dari PDB Nominal serta IPM nya 0,8 kategori sangat tinggi.
Berdasarkan data itu Jangan dikira tingkat kesejahteraan Rakyat Oman kalah dari Uni Emirat Arab, Qatar dan Kuwait. Sebagai contoh tingkat populasi tunawisma atau pengemis di Oman nyaris tidak ada.
Baca Juga: Arab Saudi Saja Perubahan...Bro Bro Ingin Keberlanjutan..
Bahkan keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah memiliki rumah sendiri dan akses terhadap alat transportasi seperti mobil.
Orang-orang yang berada dalam kondisi ekonomi yang kurang sejahtera di Oman juga dapat mengakses sumber daya kehidupan seperti pertanian atau pekerjaan di sektor politik.
Selain itu, pendidikan dan layanan kesehatan tersedia secara gratis. Saat ini Oman diperintah oleh Dinasti Al Bu Sa'id generasi ke 4 yaitu Sultan Haitham bin Tariq Al Said
Tingkat kemakmuran warga Oman tercermin sekitar 90% rumah tangga di negara ini memiliki akses ke kendaraan beroda empat atau mobil.
Dalam perjalanan Umrah saat Ramadan tahun 2024 ini, saya beserta isteri dan anak memakai jasa travel Retali Jakarta. Dengan mengunakan pesawat Oman Airways dan harus transit di Bandara Muskat.
Ada sekitar 6 jam menunggu jadual penerbangan ke Jedah sambil mengali informasi tentang Kesultanan Oman.
Selain itu, kami harus berbuka setelah menahan haus dan lapar selama 17 jam. Ini pengalaman yang sangat sengsara tapi setelah berbuka begitu nikmatnya.
Hal ini disebabkan perbedaaan waktu antar wilayah. Ketika kami meninggalkan bandara Soekarno Hatta jam masih menunjukkan pukul 3 sore. Kami terbang ke arah zona waktu yang berselisih 4 jam. Sehingga ketika mendekati Muskat, kami harus berbuka mengikuti jadwal puasa di kota terbesar di Oman ini.
Beberapa tahun lalu, saya naik haji tahun 2010 transit di Abu Dabi dan tahun 2014 melaksanakan umrah transitnya di Dubai dan ketika kami ke Turki akhir Desember 2023 lalu transitnya di Qatar.
Kami bisa membandingkan ketiga negara kecil tersebut. Dari segi ekonomi dan kemegahan bandaranya serta pelayanannya. Misalnya pemeriksaan imigrasi di Bandara Oman lebih Longar dibanding di Bandara Qatar dan Uni Emirat Arab petugasnya lebih ramah.
Wajar Bandara Internasional Muskat mendapat peringkat sebagai pusat perjalanan teratas di dunia dalam hal standar kinerja untuk tahun 2023.*****
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com