ADVERTORIAL
INFOJAMBI.COM — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jambi, Dr Drs H Fachrori Umar M.Hum mengemukakan, festival olahraga tradisional merupakan upaya melestarikan budaya, yang sarat dengan makna dan nilai-nilai positif bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Hal tersebut disampaikan Fachrori dalam Welcome Dinner menyambut Perwakilan Kontingen Festival Olahraga Tradisional XI Tingkat Nasional Tahun 2018, di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Jumat (6/7/2018) malam.
Fachrori menyampaikan, kedatangan kontingen dari berbagai daerah dalam acara Festival Olahraga Tradisional dapat menambah wawasan keragaman nilai budaya melalui permainan olahraga tradisional.
"Interaksi antar budaya mengalami kemajuan," ungkap Fachrori.
Fachrori menyatakan, Pemerintah Provinsi Jambi berupaya membangun kembali permainan atau olahraga tradisional yang dirasakan sudah mulai menghilang dalam kehidupan masyarakat.
"Pemuda saat ini banyak yang bentrok, dahulu aman tentram, bersaudara ujung barat dan timur. Kita bangun kembali dengan permainan dan olahraga tradisonal yang penuh makna," kata Fachrori.
Fachrori menegaskan bahwa permainan tradisional menunjukkan besarnya bangsa dengan kekuatan budaya. "Indonesia milik kita, kita bangkitkan lagi, pemuda jangan ada bentrok," tegas Fachrori.
Fachrori menerangkan, kecintaan terhadap tanah air semakin memudar atas desakan arus globalisasi teknologi dan komunikasi. "Terima kasih kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga, sebagai tuan rumah, kami siap melaksanakan event keragaman budaya dan pentingnya toleransi, serta penyelesaian masalah tanpa kekerasan," tutur Fachrori.
Mempertahankan jati diri bangsa agama dan budaya dimana peserta dapat bertukar pengalaman seni budaya guna mempertebal rasa persatuan dan kesatuan cinta tanah air serta bekal kemandirian pada masa depan. Tumbuhkan toleransi kepada peserta dari provinsi lain.
Deputi Pembudayaan Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Dr.Raden Isnanta,M.Pd menjelaskan, Provinsi Jambi memiliki kepedulian menggali potensi budaya yang sudah mulai punah.
"Orang tua yang ngajari anaknya olahraga tradisonal hanya 20 persen, kemajuan teknologi 60-72 persen, ketergantungan terhadap gadget budaya asing, budaya rakyat jarang ada," kata Raden Isnanta.
Menurut Raden Isnanta, permainan tradisional memiliki nilai tinggi, dimana dalam permainan rakyat ada perasaan gembira dan saling hormat. "Banyak kekuatan dahsyat dari nenek moyang, kita munculkan festival dan menang bukan tujuan utama, tapi menguatkan olahraga tradisional dengan festival ini akan muncul yang baru dengan kriteria kesamaan gerak, seni serta penuh makna," jelas Raden Isnanta.
Raden Isnanta mengungkapkan,, permainan tradisional seperti engrang, gobak sodor, pukul bantal dimainkan dalam suasana senang. "Kalau sudah tahu, silakan buat diacara provinsi kabupaten maupun pribadi, terbaik dikirim pada festival internasional," kata Raden Isnanta.
Raden Isnanta menambahkan, olahraga tradisonal merupakan kekayaan budaya yang murah meriah serta menarik, diikuti banyak orang antar warga komunitas,"Komunikasi efektif dengan suasana penuh kegembiraan, sehat jasmani dan rohani, berbeda dengan digital selalu bersendirian, alat untuk menggerakkan masyarakat," tutur Raden Isnanta. (Raihan/Agus)
Baca Juga: Wagub Apresiasi Upaya Baleg DPR RI
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com