KOTAJAMBI — Hari kemenangan Idul Fitri bagi umat muslim di seluruh dunia telah tiba. Hari suci nan fitri tersebut disambut dengan penuh suka cita oleh masyarakat Kota Jambi. Sejak matahari terbenam di penghujung Ramadhan, lantunan takbir, tahmid, dan tahlil, tiada henti menggema di seluruh pelosok Kota Jambi.
Minggu pagi (25/6), Wali Kota Jambi H. Syarif Fasha berkumpul bersama ribuan masyarakat Kota Jambi menggelar Shalat Ied berjamaah di Lapangan Utama Kantor Wali Kota Jambi. Selain dihadiri oleh Wakil Walikota Jambi dan Sekretaris Daerah Kota Jambi, Shalat Ied berjamaah tersebut, turut dihadiri oleh Forkompindan Jambi dan seluruh jajaran Pemkot Jambi.
Sedari pagi, ribuan masyarakat berbondong-bondong memadati lokasi shalat Ied yang diimami oleh Al Hafizh Ahmad Wada'I. Bertindak sebagai Bilal Fatur dan sebagai Khotib, Drs. H. Norman Kardi.
Ada yang berbeda dalam pelaksanaan shalat ied tahun ini, Wali Kota Fasha yang biasanya berdiri sendiri menyampaikan sambutan Idul Fitri mengawali shalat ied, namun kali ini berdiri bersama Wakil Wali Kota Jambi H. Abdullah Sani.
Bukan tanpa alasan, menurut Fasha shalat ied berjamaah bersama masyarakat Kota Jambi di tahun ini adalah merupakan yang terakhir dilaksanakan oleh mereka sebagai pemimpin di Kota Jambi, karena tahun depan kemungkinan mereka tidak menjabat lagi sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi.
Oleh karena itu, melalui momentum shalat Idul Fitri 1438 H/2017 ini, menjadi ajang untuk menyampaikan salam dan pesan sebagai pemimpin di Kota Jambi.
"Selama memimpin Kota Jambi, Saya dan Pak Wawako sudah banyak hal yang kami lakukan, banyak juga yang belum kami lakukan. Oleh karena itu, untuk segala kekurangan kami sebagai pemimpin, dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat Kota Jambi. Di sisa akhir 1,5 tahun masa jabatan kami ini, semoga bisa menyelesaikan hutang kami kepada masyarakat Kota Jambi." Ujar Fasha
Terkait dengan berbagai keluhan masyarakat yang muncul beberapa waktu terakhir di bulan puasa, seperti terganggunya layanan PDAM, dan listrik, maupun bencana banjir, Fasha turut meminta maaf kepada masyarakat Kota Jambi.
"Banyak hal yang terjadi diluar kuasa dan kewenangan kami, kami siap dengan resiko dihujat, karena pemimpin adalah tempat masyarakat untuk marah, sedih, bahagia, tertawa, dan lainnya. Tahun depan disisa jabatan, kami akan fokus membenahi segala kekurangan tersebut. Mohon doa masyarakat Kota Jambi agar kami tetap istiqomah dan tawaddu dalam memimpin Kota Jambi. Kami sebagai pemimpin senantiasa berdoa kepada Allah, semoga Kota Jambi senantiasa mendapat lindungan dari Allah dan diturunkan rahmat, dihindarkan dari perpecahan umat beragama, dan bencana." Ujar Fasha
Menurut Fasha tugas pemimpin saat ini adalah meneruskan warisan kepemimpinan sebelumnya, dengan segala resiko dan kekurangannya. Tantangannya adalah membenahi apapun yang diwariskan untuk menjadi lebih baik lagi.
Oleh karena itu melalui momentum puasa dan berbagai ibadah lainnya di bulan Ramadhan, merupakan sarana yang baik untuk mensucikan diri dan kembali menjadi fitrah sebagai makhluk yang paling mulia dan paling sempurna yang diberi amanah oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi.
Tugas berat, namun hanya dapat diemban oleh orang-orang yang memiliki keimanan, ketakwaan, dan kepribadian yang tangguh, yang salah satunya diperoleh melalui latihan ibadah puasa dengan penuh kesadaran, dilandasi iman dan takwa kepada Allah Swt
"Puasa Ramadhan selain menjadi momentum untuk mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah, juga merupakan momentum untuk bangkit membangun diri, mengadakan perubahan kearah yang lebih baik dan maju, dan mengejar ketertinggalan.
Oleh karena itu di hari yang Fitri ini, mari bersama bergandengan tangan, saling memaafkan segala salah dan khilaf, lupakan perselisihan, salah faham, beda aspirasi, eratkan ukhuwah islamiyah, dan bersinergi, bahu membahu mendukung pemerintah membangun Kota Jambi lebih maju dan sejahtera." Ujar Fasha
Senada dengan Wali Kota Fasha, Drs. H. Norman Kardi dalam khotbahnya seusai shalat Ied, turut menyampaikan makna dan hikmah yang dapat dipetik selama perjalanan umat muslim di bulan Ramadhan hingga bulan Syawal.
"Gema takbir yang berkumandang di hari kemenangan, merupakan refleksi dan pengakuan kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang lemah. Betapa kecilnya kita dibanding dengan seluruh penciptaannya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita sebagai hamba-Nya yang lemah ini untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan kesempatan yang telah diberikan kepada kita untuk mensucikan diri, menghapus segala kesalahan di masa lalu," ujarnya.
Tambahnya, sebagai makhluk Allah yang tiada luput dari segala kekurangan dan kesalahan, diwajibkan kepada kita untuk tetap menjaga nilai-nilai yang terkandung dan terpatri dalam sanubari manusia di bulan suci Ramadhan untuk menjaga perilaku di bulan berikutnya, selain bulan Ramadhan.
"Melalui momentum Idul Fitri ini, marilah kita bergandengan tangan, melupakan segala permusuhan, meniadakan segala kebencian, untuk menggapai tujuan bersama, membangun ukhuwah yang sejalan dengan nilai luhur ajaran Rasulullah dimasa lalu. Persatuan adalah kunci majunya peradaban Islam dimasa lalu, yang harus kita bangkitkan kembali dimasa sekarang," kata Norman. (infojambi.com/***)
Baca Juga: Zola : Pemerintah Berupaya Jaga Stabilitas Harga dan Stok Sembako
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com