Hal serupa diungkapkan pula oleh Muhammad Aman. Dia juga tidak akan menjual rumah yang sudah ditempatinya sejak tahun 1990-an.
“Saya tidak mau rumah saya diganti rugi, diganti untung, apapun namanya itu. Saya sudah lama di sini,” tegas Aman dengan logat Jambi yang kental.
Baca Juga: Curhat ke Polda Jambi, Sopir Batu Bara Minta Tambang Batu Bara Dibuka Lagi
Pernyataan memilukan datang dari Susi. Warga yang rumahnya juga terkena jalan khusus ini, masih punya akal sehat dan hati nurani.
“Kalau saya jual, bagaimana nasib tetangga-tetangga saya yang tinggal. Saya pasti pindah, tapi mereka tetap di sini, menderita menanggung dampak angkutan batu bara itu,” ungkapnya.
Baca Juga: Cari Solusi Penanganan Angkutan Batu Bara, Kapolda Jambi Temui Deputi I Kepala Staf Kepresidenan
Penegasan serupa disampaikan Eka Damayanti. Rumahnya juga disebut-sebut bakal terkena jalan khusus angkutan batu bara. Dia juga memikirkan nasib warga lainnya jika jalan khusus itu dibangun di sana.
“Saya tidak akan mau rumah saya diganti untung. Dampaknya akan buruk terhadap lingkungan di sini,” kata Eka, diamini Umi Hani yang pun tak rela rumahnya tergusur oleh jalan khusus angkutan batu bara. ***
Baca Juga: Haji Arifin Terpilih Aklamasi Ketua Masjid Al Ikhlas Perumnas Aurduri
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com