Penulis : Doddi Irawan || Editor : —
jurnalistik-adaptif-865x450.jpg" alt="" width="865" height="450" />
INFOJAMBI.COM — Meski di tengah pandemi covid-19, SKK Migas - Pertamina EP tetap peduli pada jurnalis. Menjaga kemitraan, Pertamina EP Asset 1 dan 2 menggelar media gathering virtual bertema Webinar Junalistik Adaptif, Kamis, 25 Maret 2021.
Communication Senior Specialist SKK Migas, Indah Permata Sari, memberikan materi digitalisasi di masa kini, sejalan dengan kegiatan Jurnalistik Adaptif.
Indah menyebutkan, media sejak berkembangnya internet mulai membuat platform digital, sebagai upaya memberi kemudahan dan memperluas jangkauan.
Di era pandemi covid-19, media dipaksa melakukan adaptasi dengan penerapan digital lebih masif, sehubungan dengan perubahan pola konsumsi berita masyarakat, dari media konvensional ke digital.
“Jurnalis harus bisa bekerja multiplatform. Persaingan semakin ketat, strategi lebih terbaru diperlukan, untuk menyokong media berita tersebut. Perlu diingat, kewajiban jurnalis memiliki kemampuan, haus informasi, networking, sadar akan sekitar,” kata Indah.
Indah menguraikan, kondisi Indonesia masih membutuhkan minyak dan gas dalam jumlah besar. Menurut RUEN, di tahun 2050 kebutuhan minyak meningkat menjadi 3,97 juta BPOD, atau naik 139 persen.
Indonesia masih memiliki potensi migas yang besar. Dari 128 cekungan yang berproduksi baru 30 cekungan.
“Ada potensi, tinggal bagaimana kita mau bekerja keras mewujudkannya. SKK Migas memiliki visi meraih 1 juta barrel minyak dan gas 12 BSCFD di tahun 2030," ujar Indah.
General Manager Pertamina EP Asset 1, Ani Surakhman, dan General Manager Pertamina EP Asset 2, Astri Pujiayanto, mengapresiasi dukungan dan peran media terhadap kegiatan hulu migas.
"Hubungan mitra dan media sangat penting. Diharap mampu memberi efek positif bagi industri hulu migas. Jalinan ini harus dijaga, ditingkatkan lagi kedepannya. Terima kasih partisipasinya," ungkap Ani Surakhman.
Astri Pujiayanto mengatakan, walaupun media gathering berlangsung secara virtual, mengingat masih pandemi, diharapkan tidak mengurangi nilai-nilai kegiatan.
Webinar ini berlangsung atraktif, diikuti hampir 600 jurnalis di wilayah Pertamina EP Asset 1 dan 2. Kegiatan ini disiarkan di akun media sosial Pertamina EP, melalui InstaGram dan YouTube.
Aiman Witjaksono selaku narasumber, mengaku kewalahan karena banyaknya peserta yang bertanya dalam media gathering bertotal hadiah puluhan juta rupiah ini.
Aiman berbagi pengalaman menjalani profesi jurnalis, terutama pemberitaan investigasi, tips dan strategi jitu.
Hampir 90 menit Aiman diberikan ruang oleh penyelenggara. Dia memaparkan materi secara dua arah. Peserta diajak berdiskusi, karena pertanyaan dibuka langsung kepada peserta.
“Liputan investigasi tidak hanya sebatas informasi lantas ditulis, namun dilakukan dengan matang. Lakukan pencarian data secara lengkap. Perhatikan cover both side, agar kita aman jika ada penuntutan secara hukum maupun laporan ke Dewan Pers. Lakukan proses dengan benar," ujar Aiman.
Benang merah yang ditegaskan Aiman adalah, jurnalis harus cakap membaca situasi, dan bisa menyesuaikan diri di berbagai kondisi.
"Lantas apakah kita harus menjadi bunglon ? Tidak. Itu namanya munafik. Kita harus menjadi diri sendiri dan berdiri pada prinsip. Harusnya menjadi watchdog, jangan lifedog," tegas Aiman.
Webinar berlangsung empat jam lebih, dari pukul 08.00 sampai 12.30 WIB. Media gathering tidak monoton materi, dipandu Cyintia Permana menyajikan tarian oleh Teratai Art Gallery, solo vokal oleh Puji Ratna Sari, dan permainan berhadiah. ***
Baca Juga: VIDEO : BPJS Ketenagakerjaan Rakor dengan Wartawan
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com