Selisih harga dari puluhan pedagang di pasar rakyat ini dimainkan, namun tetap saja tidak mempan lantaran sepinya pembeli.
Seorang pedagang, Zesika Naibaho, yang sudah bertahun-tahun jualan di Pasar Aurduri, serasa ingin teriak melihat barang dagangannya menumpuk tidak terjual.
Baca Juga: Zola : Saya Kan Gubernur, Kasih Potongan Harga, Ya Buk...
“Mau menangis tapi malu sama orang. Sudah dijual murah pun tidak laku,” ungkapnya.
Kegalauan Zesika membuncah lantaran setiap bulan dia harus mengeluarkan uang tidak kurang dari 20 juta rupiah. Uang itu dibutuhkannya untuk membayar kredit kendaraan, biaya kuliah anak, BPJS, angsuran pinjaman bank dan lain-lain.
Baca Juga: Info Lebaran : Warga Rela Berdesakan Demi Sembako Murah
Zesika mengakui, tidak stabilnya harga sembako ini tidak berlangsung lama. Perubahan harga dominan terjadi pada bawang dan cabai.
“Kalau harga bawang naik, harga cabai pasti turun. Begitu pula sebaliknya. Tapi yang utama tetaplah pembeli. Mau sebagus apapun barang dagangan kita, percuma saja kalau tidak ada pembelinya,” ujar Zesika berseloroh. ***
Baca Juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Bahan Pokok Biasa-Biasa Saja
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com