"Pupuk mahal, biaya kehidupan sehari-hari semakin tinggi, jadi makin entah berantah hidup zaman sekarang ini," kata Kasiman
Semakin kesini, kata Kasiman lebih jauh, hidup masyarakat semakin tidak ada kepastian.
Ditambahkannya, padahal masyarakat tidak pernah minta neko-neko terhadap pemerintah.
"Kami cuma minta kepastian hidup saja dari apa yang kami punyo, itupun masih ngambang sampai sekarang," kesal Kasiman.
Baca Juga: Merespon Ketua DPR, Larangan Ekspor Dicabut, Petani Bernafas Lega
Kasiman berharap, pemerintah benar-benar serius dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
"Tolong lah serius ngurus masyarakat kecil ini, kami ini sudah susah jangan terus dibikin susah," tutur Kasiman.
Baca Juga: Harga Sawit Babak-Belur, Petani "Serang" Jokowi
Sementara itu, salah seorang toke sawit, Pasaribu mengatakan turunnya harga kelapa sawit itu terus terjadi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Info terbaru pada tanggal 22 Juni 2022 saja di PT PJS yang berlokasi di Batas Jambi Sumsel hanya beli Rp 1.095 per kilogram, PT ADS di Tanjung Pauh hanya beli Rp 1.130 per kilogram. "Ini info yg kita terima dari pabrik"kata Pasaribu
Tidak itu saja, ada pabrik yang stop membeli TBS karena stok sudah melimpah. Seperti di PT ASL di Desa Ladang Peris pada hari ini Rabu 22 Juni 2022 telah menutup pabriknya sampai batas waktu yang belum ditentukan..
"Diberitahukan kepada Supplier / Supir TBS / SPTI di PT.ASL
Mengiingat Kapasitas Stotage CPO sudah Penuh maka , Rabu tgl 22 juni 2022 PT.ASL TUTUP / STOP. akan di update info terbaru. Dengan kondisi ini harap di maklumi karna kondisi saat ini tidak ada pengiriman CPO.Terima kasih. Manegement PT.ASL. Ini isi pesan dari Group WA yang kita terima" tutur Pasaribu.****
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com