Laporan Jefrizal
INFOJAMBI.COM - Memasuki hari kedua tertimbunya sepuluh pekerja tambang emas ilegal lubang jarum, di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarab Merangin, tim gabungan Basarnas, BPBD Merangin, Sar Brimob, TNI, Polri di terjunkan untuk pencarian korban.
Namun dalam pencarian korban, tim masih terkendala kurangnya alat untuk mengevakuasi korban, ditambah dengan masih banyaknya air mengenangi lubang tambang yang kedalamannya hampir mencapai 70 meter dari permukaan tanah.
Untuk menyedot air di dalam lubang, masyarakat setempat dan tim gabungan hanya menggunakan satu mesin penyedot air, jika tidak di tambah, air di dalam lubang tidak akan berkurang.
Dari data yang di dapat pihak aparat kepolisian, untuk seluruh pekerja tambang yang ada saat kejadian berjumlah 26 orang. Saat itu seluruh pekerja terbagi dari tiga rute. Dimana struktur tambang 48 meter vertikal dari dasar tanah, dan horizontal ke kiri sepanjang 70 moter, horizontal ke kanan sepanjang 30 meter ke pinggir sungai.
Untuk dilokasi vertikal disana ada sepuluh pekerja tambang yang sedang bekerja, horizontal ke kiri sepuluh pekerja, horizontal ke kanan enam pekerja. Di bagian vertikal pihak kepolisian baru bisa mendata dua nama yaitu Rizal, Siwak, keduanya warga Kecamatan Sungai Manau.
Kemyudian untuk bagian horizontal ke kiri pihak kepolisian, hanya mendapat lima nama dari sepuluh pekerja yaitu, Ipin, Mamat, Maman, Ido, Kumis. Horizontal ke kanan, pihak kepolisian mendapatkan seluruh nama pekerja yaitu, Nosrival, Herman, Gofur, Ompong, Mali dan Hengki.
Dari kesluruhan nama-nama itu, pihak kepolisian hanya bisa mengatakan ada tujuh yang dinyatakan meninggal di dalam lubang jarum, selebinya belum bisa dipastikan meninggal di lokasi tambang.
Kapolres Merangin AKBP I Kade Utama Wijaya melalui Kapolsek Sungai Manau, Iptu Nixon, menjelaskan jika saat ini tim gabungan sedang berupaya untuk mengevakuasi dari dalam lubang.
“Hingga saat ini belum ada tanda-tanda, jika korban bisa di evakuasi dari dalam lubang, sebab informasi air yang masuk kedalam lubang adalah air yang berasal dari sungai Batang Merangin,” jelas Iptu Nixon, Senin(3/9/2018).
Kapolsek juga mengatakan, untuk korban jiwa dirinya belum bisa memastikan, berapa banyak jumlahnya, namun pada saat kejadian, ada 26 pekerja tambang yang bekerja saat itu.
“Jika yang tujuh nama pada pertama kali diumumkan, itu sudah kita pastikan sudah meninggal di dalam lubang, dan yang selebihnya kita belum bisa pastikan. Sebab, kita tidak bisa melakukan evakuasi,” tutupnya.***
Editor : M Asrori S
Baca Juga: Perampok Bersenpi Kembali Beraksi di Tabir
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com