IARMI Harus Mampu Tangkal Paham Radikalisme di Kampus

| Editor: Wahyu Nugroho
IARMI Harus Mampu Tangkal Paham Radikalisme di Kampus

Laporan Bambang Subagio



Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (tengah) (foto Bambang Subagio)

INFOJAMBI.COM - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Harus mampu menangkal paham radikalisme di kampus. Pasalnya radikalisme muncul dan makin subur selama dua puluh tahun era reformasi bangsa ini.

“Radikalisme harus kita lawan, harus kita antisipasi. Saya berharap IARMI bisa menjadi pelopor Garda terdepan menjaga NKRI,” ujar Zulkifli Hasan saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Bangkit, Bergerak, Berubah atau Punah dengan tajuk “Menetralisasi Gerakan Radikalisme di Kampus” pada Sabtu (30/6/2018) di Auditorium Gedung Pelni Kantor Pusat Jl. Gajah Mada No. 14 Jakarta Pusat.

Zulkifli Hasan yang akrab disapa Zulhas itu mengakui permasalahan radikalisme masih menjadi masalah bangsa yang serius dan harus ditangani hati-hati. Pemahaman radikal perlu dilawan dengan upaya keras pula dari rakyat Indonesia dengan menumbuhkan karakter Pancasila dalam diri dan perbuatan.

"Upaya keras dan tepat itu harus dan sangat diperlukan serta dilakukan bangsa Indonesia, sebab seluruh bangsa Indonesia wajib menjiwai Pancasila, " tegasnya.

Zulhas mengatakan banyak hal baik di era Orde Baru dihapus seperti penataran P4, Manggala BP7 bubar yang berakibat pendidikan pancasila hilang. Praktis selama 20 tahun hal-hal baik itu hilang sehingga bangsa ini tidak lagi 'ngeh' untuk melatih wawasan kebangsaan.

"Karena itu, masuklah berbagai macam pemahaman radikal. Pantas saja banyak anak-anak muda yang lahir setelah reformasi banyak menjadi sasaran paham radikal karena belum diajari soal wawasan kebangsaan, "ujarnya.

Melihat hal itu, lanjut Zulhasan, bangsa ini perlu gerakan dan upaya ekstra keras dan tepat untuk menumbuhkan kembali semangat memahami dan mengimplementasikan Pancasila.

Zulhasan menambahkan perlawanan rakyat menggunakan Pancasila terhadap radikalisme sangat perlu, sebab negara Indonesia adalah negara kesepakatan. Semua perbedaan dan keberagaman disatukan dengan satu visi dan misi yakni kesatuan Indonesia dan menuju cita-cita bersama.

"Masalah perbedaan Suku, Agama, Ras, Antargolongan sudah bukan masalah lagi. Semua sudah selesai diperdebatkan 70 tahun silam, " kata Zulhas.

Editor Wahyu Nugroho

Baca Juga: Bila 238 Guru Non PNS “Terbuang”, Ini Langkah Pemkab Sarolangun.....

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | INSTALL APLIKASI INFOJAMBI.COM DI PLAYSTORE

Berita Terkait

Berita Lainnya