Tahun politik kali ini menjadi lebih menantang karena ada potensi resesi ekonomi negara-negara besar dunia, yang mungkin berimbas ke dalam Indonesia. “Sejauh ini potensi untuk politik sekadar berbeda selalu lebih menge-depan, sementara tantangan ke depan terkait potensi resesi ekonomi dunia cukup mengkhawatirkan,” tandas Surokim.
Eksternal dan Internal
Baca Juga: PAN Hormati Keputusan Partai Golkar
Sementara itu, Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Firman Manan menilai pesan 'politik yang beretika' yang disampaikan Ketum Golkar Airlangga bisa dimaknai secara eksternal dan internal.
Secara eksternal, pesan itu bisa diartikan ditujukan untuk seluruh warga bangsa, dari para pemilih hingga para elite politik.
"Karena ini tahun politik maka konteksnya memang terkait dengan persiapan menjelang Pemilu 2024, terutama Pilpres 2024," terang Firman.
Baca Juga: UU Daerah Kepulauan Syarat Utama bagi Kemajuan dan Kesejahteraan Daerah
Menurutnya, hal itu berkaitan dengan pengalaman di dua pemilu sebelumnya yakni 2014 dan 2019 yang sarat isu politik identitas, SARA, dan sampai terjadi pembelahan ekstrem di tingkat akar rumput.
"Jadi saya pikir, satu, membaca konteksnya Pak Airlangga ya tentu bicara etika politik dalam kontestasi menjelang Pemilu 2024," tambahnya.*****
Baca Juga: Ingin Menang Pemilu, Golkar Harus Didominasi Anak Muda
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com