Belajar Ngopi (1) : Pilkada Brutal versus Hasil Survei

TIDAK seperti biasanya, pagi ini aku mencoba untuk menikmati segelas kopi pahit. Sesekali melupakan teman-teman karibku teh, susu ataupun teh tarik.

Reporter: - | Editor: Doddi Irawan
Belajar Ngopi (1) : Pilkada Brutal versus Hasil Survei
Anil Hakim

Oleh : Anil Hakim 
Wartawan (masih) bujangan tinggal di Kota Jambi

TIDAK seperti biasanya, pagi ini aku mencoba untuk menikmati segelas kopi pahit. Sesekali melupakan teman-teman karibku teh, susu ataupun teh tarik.

Baca Juga: Pemilu Tinggal Hitungan Hari, Ini 4 Pesan Penting Gubernur Jambi

Jujur saja, sebenarnya aku tidak terlampau menyukai kopi pahit. Namun, kupikir tak ada salahnya belajar menikmati bagaimana kenikmatan yang terkandung dalam segelas kopi pahit. Mengikuti kebiasaan salah satu sahabat wartawan sekaligus senior.

Ya, Bang Hery FR. Begitu biasanya orang mengenalnya. Walaupun belakangan kulihat dia sering dilanda demam, tetapi semangat serta pikirannya masih seperti pria 56 tahun (hehe).

Baca Juga: Ngegas… Dilla Hich Garap Desa dan Kelurahan

Sambil membayangkan gayanya ketika menikmati segelas kopi pahit, perlahan kureguk kopi yang diberi sedikit gula tersebut sedikit demi sedikit. 

Saat tegukan ketiga kopi pahit, sontak mataku terasa bertambah melek. Bukan karena pahit yang disertai hangatnya kopi tersebut. 

Baca Juga: KPU Provinsi Jambi Segera Bentuk Badan Ad Hoc PPK, PPS, KPPS Pilkada Serentak 2024

Namun lebih kepada terperangah melihat berita yang berkembang di media online. Dalam berita itu, disebutkan bahwa salah seorang kandidat bakal calon Wali Kota Jambi unggul di semua lembaga survei.

Berupaya menjawab keraguan, langsung saja aku bertabayyun menemui Mbah Google. Kepadanya aku bertanya, "berapa jumlah lembaga survei yang ada di Indonesia ini ?," tanyaku dengan santun.

Saat menikmati tegukan kopi pahit kelima, hampir saja aku tersedak. Ternyata ada lebih dari 80 lembaga survei yang mendaftar ke KPU. Dari semua itu, hanya 63 lembaga survei yang resmi terdaftar untuk pilpres dan pileg 2024. 

Artinya, untuk pergelaran pilkada belum ditambah dengan lembaga survei yang ada di daerah. Tapi kupikir, ah sudahlah, niat awal kan hanya untuk belajar menikmati segelas kopi pahit.

Belajar pun kulanjutkan dengan kembali meneguk kopi pahit yang keenam kalinya. Tak sadar, keningku pun mengkerut mengekspresikan pahit yang kurasakan. Sembari kembali membuka berita-berita untuk melihat isu yang tengah ramai.

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya