Sekretaris Desa Air Hitam Laut, Muhammad Tang menceritakan, pada tahun 2015 lahan gambut di desa mereka pernah terbakar hebat. Namun, karena lahan gambut masih banyak yang basah, api jadi tidak cepat menyebar.
Pada tahun 2019, Desa Air Hitam Laut kembali mengalami kebakaran hutan dan lahan. Luas lahan yang terbakar sekitar 200 hektar, sebagian besar lahan gambut.
Baca Juga: Amir Sakib: Pemkab Tanjabbar Komitmen Jaga Gambut
Api cepat menyebar karena lahan gambut yang tadinya basah mengalami kekeringan, akibat pembangunan kanal oleh warga yang ingin membuka lahan.
“Di Air Laut Hitam, tahun 2015 dan 2019, lahan gambut terbakar. Tapi yang paling besar di 2019. Penyebabnya warga membuat kanal kecil di pinggir lahannya untuk mengurangi air, tapi akibatnya gambut menjadi kering," ungkap M Tang.
Baca Juga: BRG Luncurkan Berbagai Program, Kebakaran Hutan Menurun Setiap Tahun
M Tang menambahkan, keadaan itu diperparah dengan tidak adanya akses air di lokasi kebakaran. Sumber air sangat jauh dari lokasi kebakaran.
Program pembangunan sekat kanal dan sumur bor di lahan gambut dinilai sangat efektif, untuk membasahi lahan gambut guna mengantisipasi terjadinya karhutla.
Baca Juga: 77.528 Hektar Lahan di Jambi Telah Dilakukan Restorasi
"Air di sini banyak, cuma jauh dari lahan terbakar. Kalau ada sumur bor, sangat membantu kami untuk membasahi lahan, apalagi saat musim kemarau," ujar M Tang. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com