Septiana Widi Sugiastuti, Research Lead di Jakpat, mengungkapkan bahwa meskipun Gen Z berpendidikan tinggi dan sadar akan kualitas kopi, mereka tetap memperhatikan anggaran.
“Kopi telah menjadi social media statement bagi Gen Z. Banyak dari mereka yang masih duduk di bangku kuliah atau baru memulai karir, sehingga harga menjadi faktor penting,” ujar Septiana.
Baca Juga: BETA GIBRAN Muaro Jambi Siap Memenangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
Dari berbagai jenis gangguan mental, 3 dari 5 Gen Z mengaku sering mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba (mood swing). Lebih dari separuh Gen Z juga mengaku mengalami gangguan tidur, baik kesulitan tidur maupun tidur berlebih.
Alasan gangguan mental di kalangan Gen Z sangat beragam. Sebanyak 60% mengaku khawatir terhadap masa depan, sementara 57% merasa tertekan akibat masalah keuangan. Selain itu, 54% Gen Z yang telah memiliki anak mengaku stres karena kurangnya waktu untuk diri sendiri.
Baca Juga: Mahasiswa Wajib Tahu ! Tips Hemat Biaya Menyebarkan Survei Skripsi
Masalah kesehatan mental pada Gen Z turut disoroti oleh Septiana, “Produk dengan solusi praktis, baik berupa produk fisik maupun layanan digital yang berfokus pada kesehatan mental, berpotensi menarik perhatian konsumen Gen Z.
Contohnya adalah aplikasi meditasi, suplemen untuk mendukung mood atau tidur, aromaterapi, minuman dan makanan yang diklaim dapat membantu relaksasi, serta produk pengurang stres seperti teh herbal dan camilan berbasis adaptogen.
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com