Beruntung saya diajak rekan Ferdimet Abadi menghadiri hari pertama festival ini, mumpung lagi di Bali. Dia kebetulan mendapat tempat satu dari empat vendor makanan (cafe) di lokasi ini.
Ferdimet menghadirkan Kabunku Cafe miliknya, menyajikan Nasi Kapau Padang Food serta snack pisang goreng dan singkong goreng, donat kentang dan kopi. Tiga cafe lain menyanyikan masakan Bali, vegetatian, dan masakan Italia.
Baca Juga: Farid Prawiranegara dan Keteladanan Pemimpin Masa Lalu
Senang juga menyaksikan masakan Padang bersanding dengan masakan mancanegara. Dan ternyata laku, sangat diminati pengunjung yang 75 persen adalah turis mancanegara. 500 porsi nasi Padang yang disediakan hari pertama ludes jelas petang hari, padahal acara masih sampai pukul 10 malam. Tukang goreng pisang pun tak henti2nya menggoreng.
Fetival ini pun nampaknya sukses. Dari 3.000 tiket yang disediakan penyelenggara, semuanya ludes H-1 pertunjukan. Padahal harga tiketnya tidak murah. Rp 262.500 untuk kunjungan satu hari dan Rp 412.500 untuk tiket kunjungan 2 hari.
Baca Juga: Pilgub Sumbar 2024 : Gamawan Fauzi Comeback, Rindu Sosok Pemimpin Merakyat
Untuk membangun pariwisata nampaknya kita harus serius belajar ke Bali. Bayangkan, tempat yang belum dibangun saja sudah mampu menyedot pengunjung. Soal keindahan, banyak lokasi lebih indah di Sumatera Barat. Mungkin kita kurang kreatif dan agak miskin gagasan.
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com