Intelijen Harus Proaktif Pantau Pergerakan Teroris di Papua

| Editor: Doddi Irawan
Intelijen Harus Proaktif Pantau Pergerakan Teroris di Papua

Penulis : Bambang Subagio | Editor : Dodik



INFOJAMBI.COM - Anggota DPR RI, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, menyatakan bahwa Komisi I DPR mendukung seluruh upaya memberangus atau menghancurkan pergerakan-pergerakan kelompok teroris di Papua.

Dave minta operasi intelijen, keberadaan Polri dan TNI terus ditingkatkan, seiring mendorong pendekatan humanis untuk rakyat di Bumi Cenderawasih.

"Jaringan Intelijen juga tetap harus proaktif mencari dan memantau informasi sebanyak-banyaknya. Segala niatan harus digagalkan sebelum dijalankan," kata Dave pada diskusi Dialektika Demokrasi bertema 'Jalan Terjal Pemberantasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua', di Media Center MPR/DPR/DPD RI, Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, kemarin.

Dave menambahkan kehadiran militer dan polisi tetap perlu ditingkatkan. Jangan hanya di Bantuan Kendali Operasi (BKO) saja, tapi permanen. Di sisi lain, menurutnya, yang harus diutamakan adalah pendekatan-pendekatan humanisme.

"Kami mendorong pendekatan secara kebudayaan, sosial, ekonomi dan terus mengingatkan dan menanamkan bahwa Papua bagian Indonesia, dan Indonesia adalah Papua serta keberagaman kita adalah pemersatu kita," ujarnya.

Kehadiran Polri dan TNI yang permanen, lanjut Dave, hendaknya diiringi dengan menambah instalasi militer. Sekarang Angkatan Laut sudah menambah armadanya di Papua. Di Sorong.

“Lalu komando operasi Angkatan Udara juga sudah dibentuk di Biak, " ungkap Dave.

Pengamat Intelijen UI, Ridlwan Habib, membenarkan dari suara-suara di Papua banyak yang menginginkan merdeka.

Namun, sebenarnya banyak juga silent voice, atau suara-suara orang Papua asli yang tidak terdengar. Mereka merasa bagian dari Indonesia.

“Mereka merasa sama dengan Sunda, Jawa, Bugis. Dengan kita semua. Permasalahannya, yang merasa satu bagian ini tertutupi propaganda kampanye yang masif, operasi media sosial, bahkan kemungkinan besar dibantu oleh intelijen asing, dari kelompok-kelompok KKB teroris. Berarti harus ada kominfo, ada BIN yang harus terlibat,” kata Ridwan. ***

Baca Juga: Ruang Penyimpan Arsip Dokumen Pansus Angket Pelindo II DPR RI Terbakar

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya