Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prabu Revolusi, mengatakan, pers harus tetap ada dan sangat dibutuhkan masyarakat. Masyarakat dapat konfirmasinya dari media mainstream. Nilai-nilai jurnalisme tidak boleh hilang.
“Meski kondisi media televisi sedang tidak baik-baik saja, namun karya jurnalistik yang dihasilkan jurnalis televisi tetap harus terjaga. Saya tidak bisa membayangkan dunia tanpa ada pers," katanya Prabu mengapresiasi upaya IJTI menggelar Apresiasi IJTI 2024 untuk jurnalis televisi.
Baca Juga: BNPB-IJTI Serahkan Penghargaan Kepada Almarhum Sutopo
Apresiasi IJTI 2024 mengambil tema “Jurnalisme Televisi Menumbuhkan Optimisme, Mewujudkan Indonesia Maju”. Lebih dari 300 karya jurnalistik televisi dari 19 televisi nasional dan lokal, dinilai untuk mendapat Apresiasi IJTI 2024.
Dari jumlah tersebut, IJTI memilih dan memasukan dalam lima kategori, yakni pembangunan infrastruktur, teknologi dan digitalisasi, ekonomi, kesehatan, dan jaminan sosial. Penilaian karya jurnalistik televisi mempertimbangkan orisinalitas, angle, kesesuain tema, informasi dan sumber, pengemasan dan Kode Etik Jurnalistik serta P3SPS.
Baca Juga: Panitia Optimis, Musda II Pengda IJTI Jambi Berjalan Sukses
Apresiasi IJTI 2024 untuk kategori pembangunan infrastruktur diberikan untuk karya jurnalistik berjudul Kebut Proyek MRT Jakarta (RCTI) dan Pembangunan IKN, Apa Saja Fasilitas yang Sudah Tersedia? (Indosiar).
Kategori teknologi dan digitalisasi diberikan untuk karya jurnalistik berjudul Digitalisasi, Asa Baru di Bowombaru (CNN Indonesia) dan Layanan Digital Desa Pasar Jati (Kompas TV).
Baca Juga: Sukses Gelar Musda, IJTI Jambi Dipimpin Wajah-wajah Baru
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com