Menurut Harris, dari hasil inspeksi terakhir yang dilakukan FIFA 21-27 Maret disimpulkan bahwa secara teknis Indonesia belum siap. Harris menambahkan bahwa FIFA juga tidak yakin bahwa Indonesia akan siap menjamin keamanan dan keselamatan semua peserta Piala Dunia.
Harris kemudian menyebut kasus Kanjuruhan sebagai salah satu pertimbangan faktor keamanan yang meragukan FIFA. Selain itu, penolakan terhadap kehadiran Israel juga menjadi konsideran yang memberatkan mengenai faktor keamanan.
Baca Juga: MSBI Desak Tolak Konsorsiun Negara ASEAN (AFF) Gelar FIFA World Cup 2034
Pencoretan Indonesia kali ini adalah akumulasi dari faktor-faktor pemberat yang disebutkan oleh FIFA. Faktor-faktor pemberat itu menjadi persoalan struktural yang merusak pengelolaan sepak bola Indonesia selama bertahun-tahun.
Masalah mismanejemen sepak bola Indonesia itu secara sederhana disebutkan karena adanya jaringan mafia dalam sepak bola Indonesia. Penyebutan ‘’mafia sepak bola’’ selalu memunculkan persoalan yang rumit, karena sampai sekarang PSSI selalu menyanggah masalah itu. Tindakan hukum juga sudah diambil oleh kepolisian dengan membentuk satuan anti-mafia sepak bola, tetapi hasilnya nihil.
Baca Juga: Saling Puji Nidji dan Anies di Stadion Internasional Jakarta
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com