Melipat Sarung

Subuh ini, seperti juga subuh-subuh tahun sebelumnya, aku bersiap sholat subuh di rumah, bersama isteri. Seperti biasanya pula, sebelum sholat subuh, aku siap-siap memakai sarung.

| Editor: Doddi Irawan
Melipat Sarung


Jika kita diangkat jadi menteri, dirjen, sekjen, anggota DPR, komisioner lembaga negara, bahkan menjadi eselon 2 atau 3 Apratur Sipil Negara ( ASN) saat bakal dilantik, kita berupaya memilih busana yang sebaik mungkin. Demikian pula andai waktu kita diminta menghadap pejabat tinggi, kita berupaya membawa diri dengan sebaik mungkin termasuk, antara lain, lewat penampilan busana yang cocok. Aku bertanya-tanya pada diri sendiri, kenapa sewaktu sholat subuh, kita juga tidak memberikan yang terbaik kepada Allah? Bagi aku , setidaknya pada sholat subuh di rumah, aku mencoba memberikan yang terbaik. Diriku membutuhkan hal itu sebagai salah satu cara mengabdi pada Zat yang jiwaku ada dalam genggamNYA. Salah satu mekanisme simbolik aku menghormati Allah.

Lagi pula hal itu sangat bermaanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan memeriksa sudut-sudut dan lipatan sarung agar sarung menjadi rapi dan serasi, membawa banyak dampak positif pada kehidupan dan penghidupan nyata. Sering sebuah persoalan tidak selesai, ternyata penyebabnya, antara lain, ada satu atau dua sudut-sudut persoalan yang tidak terjamah oleh kita, karena kita meremehkannya, padahal sudut-sudut itu malah menentukan, sehingga walaupun sudah diupayakan perbaikan, tetapi hasilnya masih belum tuntas.

Rupanya kita sering lupa melihat sudut-sudut kecil persoalan yang perlu dirapikan agar persoalannya selesai. Maka merapikan sudut-sudut sarung waktu sholat subuh, membuat kita terbiasa menyelami hampir setiap sudut kebidupan dan penghidupan, sehingga ketika ada persoalan, kita tak melupakan sudut-sudut masalah yang mungkin biasanya terabaikan.

Demikian pula memperhatikan keserasian sarung sesuai disainnya, mengajarkan dalam kehidupan nyata agar kita tidak melupakan faktor keserasian dan fungsi-fungsi yang ada. Keserasian sesuai fungsi-fungsinya secara proposional merupakan salah sayu faktor penting dalam memecahkan persoalan nyata dalam kehidupan dan penghidupan. Pelipatan dan pemakian sarung di sholat subuh mendidik karakter seperti itu.

Memberikan penampilan yang rapi bagi Alllah bukan hanya menciptakan kebiasaan fisik yang cermat, melainkan juga yang lebih penting melatih kebiasaan cara berpikir kita yang lebih detail, lebih cermat dan lebih konprehensif. Kita dibimbing untuk berpikir baik dari aspek markro maupun mikro, serta kombinasi antara makro dan mikro. Sebuah manfaat yang penting buat kita, khususnya buat diriku pribadi.

Sebelum pandemi covid-19, aku hampir setiap hari sholat subuh di mesjid yang letaknya cuma “sejengkalan” dari rumah. Itulah sebabnya Pak Uztad , pimpinan mesjid di dekat rumahku , sering menyebut diriku “jemaah subuh.” Ini lantaran aku kebanyakan hanya sholat subuh di mesjid dekat rumah. Setelah subuh , karena berbagai kegiatan sehari-hari di luar rumah, pulang ke rumah sudah malam, sehingga tak mungkin lagi sholat di mesjid.

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya