Surat Kabar pertamanya, "Prioritas" yang disebutnya sebagai media perlawanan bahkan turut menjadi korban keganasan rezim Orde Baru.
Media itu dibreidel ketika masih seumur jagung. Kejadian itu membuatnya semakin matang. Paloh tidak mutung. Dia bangkit lagi membangun industri media, menerbitkan "Harian Media Indonesia" dan mendirikan "Metro TV", televisi berita pertama di Indonesia.
Setelah itu dia mendirikan Partai Nasdem pada tahun 2011. Pemilu 2024 nanti merupakan pesta demokrasi ketiga kali diikuti Nasdem. Dan, terbukti benar : dia tidak menjadikan Nasdem sebagai tumpangan pribadinya untuk meraih kursi di pucuk kekuasaan.
Baca Juga: Nasdem Kota Sungai Penuh Resmi Buka Penjaringan Balon Walikota
Kurang apa?Paloh Ketua Umum, dia pendiri dan pemilik Partai Nasdem. Dengan latar belakang itulah sikap politik putra Aceh kelahiran Medan ini selalu menarik diikuti. Paloh tidak menggunakan Partai Nasdem untuk menyalurkan syahwat kekuasaan politiknya. Itu yang membedakan dia dengan kebanyakan elit politik dan pimpinan parpol di Tanah Air yang tampak berlaku baru sebatas politikus dan bukan negarawan.
Baca Juga: NasDem Belum Terima Surat Pengunduran Diri Fachrori dan Rahima
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com