Kegiatan capacity building dan gathering yang diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bersama Forum Wartawan Ekonomi dan Bisnis ( Forweb) Jambi kali ini memang beda. Peserta yang ikut, 32 wartawan, diajak melihat langsung “pabrik uang” milik Perum PERURI, di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Berikut liputannya…
RABU 22 Mei 2024 puluhan wartawan dari Jambi mengunjungi kompleks Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum PERURI), di Jalan Tarum Barat, Desa Parung Mulya, Kecamatan Ciampel, Karawang, Jawa Barat.
Baca Juga: Ini 16 Tim Melaju di BMPD - Forweb Futsal Competition
Dari 32 wartawan itu, tak satupun seumur hidupnya pernah melihat langsung proses pembuatan uang rupiah. Padahal, setiap hari mereka memegang salah satu simbol negara itu.
Rombongan wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Ekonomi dan Bisnis (Forweb) Jambi ini dikomandoi oleh Nur Cahaya, Kepala Seksi Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi.
Baca Juga: Forweb Jambi Gathering ke Museum Bank Indonesia
Kawasan Perum PERURI mirip dengan kawasan pabrik-pabrik yang berseliweran di wilayah Karawang. Tampak beberapa gedung besar. Penjagaannya sangat ketat. Tidak sembarang orang boleh masuk.
Tiba di dalam kompleks, rombongan wartawan disambut oleh aak-aak dan teteh-teteh pegawai Perum PERURI. Orangnya ramah-ramah. Tetehnya geulis-geulis. Cepat akrab.
Baca Juga: Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Resmi Hadir di Jambi
Sebagai pengantar, Kepala Departemen Kesiapan Cetak Perum PERURI, Muhsin Yurgen, menceritakan sekilas tentang proses pencetakan uang rupiah, mulai dari desain hingga siap edar.
“Pabrik duit” Perum PERURI di Karawang didirikan pada 1991. Baru pada 1995 pencetakan uang secara resmi dimulai di sana. Sejak saat itu Perum PERURI menjadi pusat penting dalam memproduksi uang kertas untuk kebutuhan negara.
Berbagai pecahan uang rupiah diproduksi di Karawang, dari pecahan 1.000, 2.000 dan 5.000, 10.000, 20.000, 50.000 dan 100.000. Rupiah-rupiah itu semuanya dicetak menggunakan mesin berbeda.
Tidak hanya mencetak uang. Perum PERURI juga mencetak paspor, materai, perangko, pita cukai dan dokumen pertanahan. Beberapa negara lain juga mencetak uang di Perum Peruri, seperti Argentina, Peru, Somalia dan Nepal.
Meski juga mencetak uang negara lain, Perum PERURI tetap memprioritaskan pencetakan uang Rupiah, guna memenuhi permintaan kebutuhan uang dalam negeri.
Uang Rupiah sangat membanggakan. Desain uang Rupiah pada 2022 menjadi yang terbaik di dunia. Itu dinilai oleh organisasi internasional. Uang Rupiah memiliki unsur budaya, pembaharuan, dan pembangunan.
Kawasan Perum PERURI merupakan tempat percetakan uang terbesar di dunia. Luasnya 202 hektar. Lokasinya berada di satu tempat. Di negara lain, lokasi tempat pencetakan uangnya menyebar. Tidak di satu kawasan.
Setelah mendapat penjelasan singkat dari Muhsin, rombongan wartawan menuju gedung “pabrik”. Sebelum ke sana, tas, handphone bahkan dompet ditinggalkan di ruang pertemuan. Tidak boleh bawa apa-apa.
“Nanti bapak dan ibu bisa lihat langsung proses pencetakannya. Tapi maaf, tidak boleh bawa tas, handphone dan dompet,” kata pegawai Perum PERURI yang memandu rombongan wartawan.
Memulai peninjauan, rombongan harus melewati sebuah pintu besi. Pintu itu hanya bisa dilewati dengan ID card khusus, yang sudah dibagikan ke masing-masing tamu.
Sesampai di dalam gedung percetakan, para wartawan kaget. “Maaakkk… macam tempat fotocopy bae,” celetuk Dodi Saputra, wartawan petajambi.com.
Di depan mata para wartawan bertumpuk jutaan lembaran kertas berukuran besar. Kertas-kertas itu sudah dicetak menjadi uang, tapi belum dipotong-potong.
Proses pencetakan uang Rupiah tidaklah instan. Butuh waktu paling cepat 25 hari, bahkan bisa lebih. Proses pencetakannya sangat detail. Begitu teliti dan terukur.
Awalnya, uang dicetak dalam ukuran besar, kemudian dipotong menjadi ukuran kecil. Uang yang dicetak ada aturannya, sesuai pesanan Bank Indonesia yang sudah direncanakan sejak tahun sebelumnya.
Setiap tahun Perum PERURI mencetak sekitar 13 miliar lembar uang, dari pecahan kecil hingga besar. Risiko kesalahan cetak tetap ada, namun selalu diantisipasi dengan melakukan sortir sebelum uang diedarkan.
Untuk memastikan keamanan uang, Perum PERURI memakai tinta dan kertas khusus, seperti spark. Inilah yang membuat uang cetakan Perum PERURI sulit dipalsukan.
Setiap uang yang beredar harus atas persetujuan Bank Indonesia. Uang yang salah cetak atau cacat, semuanya dikumpulkan dan diserahkan ke Bank Indonesia. Setelah dicetak, seluruh uang juga diserahkan ke Bank Indonesia.
Setelah selesai penyortiran, uang dikemas menggunakan bungkus plastik, sesuai pecahannya. Seluruh uang kemudian diserahkan ke Bank Indonesia, yang diangkut menggunakan truk khusus dan pengawalan ketat. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com