Menyoal Asal Melayu Tanjungjabung Barat

Paling tidak penulis  punya ikatan emosional dengan budaya Melayu Tanjab Barat dan ingin berkontribusi dalam menggali kembali asal Melayu masyarakat Tanjabbar.

Reporter: - | Editor: Doddi Irawan
Menyoal Asal Melayu Tanjungjabung Barat
H. Navarin Karim

Jika melihat heterogenitas penduduk di Kecamatan Betara, muncul dugaan penulis bahwa masyarakat perantauan Deli di masa silam pernah berlabuh dan menetap di kecamatan Betara. Bagaimana tidak, masyarakat Melayu Deli dikenal pula sebagai pelaut-pelaut yang pemberani. Ketika masa penjajahan bisa saja mereka demi mencari ketenangan hidup dari ancaman dan tindakan agresi penjajah, mereka hijrah ke tempat yang sangat sepi dan belum ada penduduk di lokasi tersebut ketika itu. 

Jadi, tidak tertutup kemungkinan masyarakat Melayu yang berasal dari Kabupaten Deli Provinsi Sumatera Utara dan tiga abad terakhir Deli terjadi dikotomi, yaitu Melayu Deli dan Melayu Deli Serdang.  

Baca Juga: Anwar Sadat Serahkan Bantuan kepada Korban Kebakaran Pasar Ampera

Siapa yang memberi penamaan Parit Deli, masih misteri yang belum terungkap. Apalagi daerah Tanjung Jabung merupakan daerah pantai dan terbuka untuk didatangi penduduk  dari suku mana saja. Bukankah penamaan suatu daerah dan atau tempat dapat dihubungkan dengan aspek antropologi? Makin memperkuat keyakinan penulis keberadaan masyarakat yang sangat heterogen di Kabupaten Tanjabbar, karena berbagai daerah dapat masuk ke sana melalui sungai. 

Di Tanjabbar terdapat berbagai suku, diantaranya Bugis, Banjar, Jawa, Sunda, Minang, Batak dan etnis keturunan Tionghoa serta India. Bahkan keturunan India pernah menjadi Bupati Tanjab Barat di era reformasi. Mereka berkomunikasi secara lintas kesukuan menggunakan Bahasa Melayu. 

Sebagai bukti tambahan bahwa Tanjung Jabung Barat merupakan masyarakat heterogen, adalah orang tua peneliti utama merupakan penduduk domisili Tanjabbar. Bapak penulis kelahiran Kecamatan Betara dan kakek/orang tuanya berasal dari Banjarmasin. Beliau itulah yang bernama Latif, yang konon namanya diabadikan untuk sebuah parit.  

Sementara ibu penulis kelahiran Pulau Bintan (Tanjung Pinang), sehingga diberi nama Nurbintan (yang berarti cahaya Pulau Bintan), sementara nenek dan kakek saya berasal dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Kedua orang tua penulis dipertemukan dan menikah di Tanjabbar.

Terjadi dikotomi Melayu di Tanjabbar ditinjau dari asal suku. Melayu Timur berasal dari suku Moro, hingga kini bukti masih ada di Muara Sabak, Kabupaten Tanjab Timur.  Kemudian Melayu Barat terdiri dari Suku Banjar, Bugis dan Riau. Inilah yang mendominasi Tanjabbar.

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya