Moral Menipis, Generasi Makin Sadis...!!!

Moral Menipis, Generasi Makin Sadis...!!!

Reporter: .... | Editor: Admin
Moral Menipis, Generasi Makin Sadis...!!!
Della Novita Sari, SP || Dok

Oleh : Della Novita Sari, SP (Aktivis Dakwah Kampus Jambi)

Miris, kenapa ya akhir-akhir ini banyak sekali insiden kekerasan yang dilakukan oleh anak. Kian hari generasi semakin ada-ada saja kelakuannya, mulai dari anak-anak usia sekolah hingga usia dewasa bisa melakukan tindakan bar-bar bahkan sampai pada penghilangan nyawa. 

Baca Juga: Tinggi, Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Jambi

Salah satu contohnya terjadi di Sukabumi pada tanggal (15/5/2023)  yaitu pengeroyokan yang dilakukan oleh murid sekolah dasar. Ironisnya yang melakukannya pengeroyokan adalah kakak kelas kepada yuniornya yang berujung pada penghilangan nyawa.

Lebih miris lagi, insiden penghilangan nyawa ini dilakukan oleh anak usia sekolah. Padahal semestinya gambaran anak yang mendapatkan pendidikan itu ialah anak yang cerdas serta memiliki moral yang baik, bukan sebaliknya. 

Baca Juga: 1.000 Lebih Anak di Indonesia Korban Pornografi

Bahkan parahnya lagi, tak hanya kekerasan fisik seperti bullying, namun ada juga pelecehan seksual, tawuran pelajar, prostitusi online yang semuanya datang dari anak-anak sekolah. Fakta-fakta kerusakan pada generasi yang sudah mendominasi. Maka tidak bisa hal ini dikatakan hanya masalah individunya saja, individu kurang moral, kurang iman atau bahkan sakit jiwa. 

Segala bentuk kerusakan yang menimpa generasi ini mesti dilihat dengan pandangan yang menyeluruh. Mencari apa sebenarnya biang kerok dari semua kerusakan yang terjadi hari ini sehingga kita bisa mencari solusi yang tepat. 

Baca Juga: RUU PKS Didesak Untuk Segera Disahkan

Jika polemik ini hanya dipandang sebagai permasalahan individu rasanya kurang tepat. Apakah ketika kita memperbaiki akhlak seseorang maka hal ini akan berdampak pada perubahan generasi lainnya? 

Apakah ada jaminan ketika seseorang baik hari ini dia akan menjadi baik seterusnya? 

Jawabannya tentu saja tidak. Iman saja sifatnya naik turun, apalagi hari ini dimana generasi sangat minim pemahaman agama. Bagaimana mau paham agama, waktu untuk mempelajari agama saja sangat sedikit, hanya dua atau tiga jam dalam seminggu, itupun yang dipelajari hanya seputar ibadah mahdoh saja. Apakah cukup untuk membentuk akhlak dan moral anak jika sistem pendidikannya seperti ini.

Sekularisme Akar Masalah

Naasnya sistem yang diterapkan hari ini adalah sitem kapitalis sekuler, sebuah tatanan kehidupan yang mengesampingkan peran Tuhan sebagai sang pengatur, agama hanya boleh dipakai di ranah individu saja, agama cuma boleh ada di masjid saja, jangan bawa-bawa agama dalam kehidupan atau lebih mudahnya sistem yang memisahkan antara agama dan kehidupan. 

Sistem sekuler tentunya akan menghasilkan pendidikan yang sekuler pula, orientasi pendidikan di sistem ini adalah bagaimana caranya menghasilkan buruh terdidik. Kerusakan generasi pada hari ini merupakan buah penerapan dari sistem kapitalisme sekuler. Anak-anak yang minus pemahaman agama mereka akan sering bertindak amoral jauh dari rasa kemanusiaan cendrung hedonis dan tidak takut dosa. 

Apalagi dalam penyelesaian masalah, contohnya pada kasus ini permasalahan atau ketidaksukaan dilampiaskan dengan kekerasan istilah hari ini “senggol bacok” ibarat sudah melekat dengan generasi hari ini apalagi didukung dengan konten-konten yang berisi tentang kekerasan dan seksual berseliweran di media social, tontonan, bahkan video game, teknologi yang begitu dekat dengan generasi hari ini secara tidak langsung juga mempengaruhi pola pikir dan sikap anak. 

Maka sistem kapitalisme sekuler adalah combo yang mematikan, konten-konten yang berseliweran hari ini tidak perduli apakah itu bermanfaat atau tidak, merusak atau tidak, jika banyak peminatnya dan menghasilkan cuan kenapa tidak, karena orientasi pada sistem ini adalah materi dan keuntungan semata.

Sistem sekuler tentu melahirkan individu sekuler pula, maka tidak penting lagi apakah perbuatannya benar atau salah, yang penting dia merasa puas. Selain individu sekuler masyarakatnya pun jadi sekuler juga dan memiliki sifat individualism yang tinggi dan tidak terjadi amar ma’ruf nahi munkar didalamnya. 

Maka wajar perilaku amoral pada anak semakin tumbuh subur karena akar permasalahannya ada pada penerapan sistem kapitalisme sekuler. Selain itu juga hukuman yang tidak tegas pada pelaku apalagi anak dibawah umur juga merupakan faktor pendukung tumbuh suburnya generasi bar-bar minus akhlak.

Islam Solusi Problematika Generasi

Hal ini tentu saja berbeda dengan kehidupan dalam sistem islam tidak akan kita temui generasi minim akhlak apalagi sampai bersikap bar-bar. Karena kehidupan dalam sistem islam dibangun atas dasar aqidah islam. 

Aqidah islam menuntut pemeluknya untuk menyadari bahwa akan ada kehidupan setelah kehidupan dunia ini yaitu akhirat dimana semua perbuatan manusia akan dimintai pertanggung jawabannya, tak ada satupun yang luput dari pengelihatan Allah. Dengan adanya pemahaman akan ada hari perhitungan kelak akan membuat individu-individunya menjaga prilaku mereka, sesuai aturan Allah dan Rasul. 

Sehingga ketika syariat mengatakan bullying adalah perbuatan dosa karena merupakan perbuatan merendahkan, berprilaku jahat dan tindakan sadis pada seseorang semua warga khilafah akan menjauhinya dengan dorongan keimanan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 11)

Begitupula dengan pemimpin di dalam sistem islam, mereka paham betul bahwa apa yang mereka lakukan di dunia ini semuanya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah diakhirat kelak.

Rasulullah SAW pernah bersabda, " Imam [kepala negara] itu laksana penggembala, dan dialah penanggung jawab rakyat yang digembalakannya. "

Islam memandang menjaga kualitas generasi adalah hal yang sangat urgent sehingga melibatkan semua elemen untuk membentuk kualitas generasi terbaik diantaranya pendidikan berbasis aqidah islam, masyarakat yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar, pola asuh dari orang tua yang berasaskan aqidah islam, dan media yang hanya menyebarkan konten-konten bermanfaat meningkatkan suasana keimanan tidak akan ada konten-konten kekerasan atau seksual yang bebas akses seperti hari ini. 

Kehidupan seperti ini bukan hanya dongeng semata tapi pernah terjadi selama kurang lebih 1300 tahun lamanya. Semua ini hanya bisa terwujud jika sistem yang diterapkan adalah sistem islam yang berasal langsung dari sang pencipta manusia, kehidupan dan alam semesta. Wallahu a’lam bishowab.*****

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya