JAKARTA, INFOJAMBI.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai penerapan tata kelola atau governansi sangat penting dalam era digitalisasi di sektor jasa keuangan, untuk semakin memperkuat industri jasa keuangan dan perlindungan konsumen.
Itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Audit merangkap anggota Dewan Komisioner OJK, Sophia Wattimena, pada Risk & Governance Summit 2023, di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Baca Juga: OJK Catat Likuiditas dan Permodalan Lembaga Jasa Keuangan Tetap Baik
Kegiatan ini mengangkat tema sustainable governance: digital transformation as a game changer, ethical culture as a value keeper.
Mahendra menyampaikan, transformasi digital di sektor jasa keuangan harus diiringi penerapan tata kelola yang baik, pemahaman risiko dan governansi, serta mengutamakan aspek perlindungan konsumen, agar bermanfaat sekaligus memitigasi dan meminimalisir dampak negatif.
Baca Juga: Pengamat : Tak Harus Tunggu 2023, Semua UUS Sudah Spin Off
“Semakin banyak aspek digital technologi berada dalam sektor industri, maka risiko menjadi termultiplikasi. Pada gilirannya justru membutuhkan aspek pemahaman yang jelas tentang governance and risk, kalau mau sustainable,” kata Mahendra.
Mahendra juga menyampaikan, OJK pada 2023 telah meluncurkan empat peta jalan (roadmap) bagi industri jasa keuangan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat serta integritas sektor jasa keuangan.
Baca Juga: BTPN Wow! Dorong Perluasan Akses Keuangan
“Saya lihat dalam seluruh roadmap tadi, benang merahnya adalah tiga kata kunci yang kemudian ingin menuju kepada satu objective yaitu governance, integritas, dan etik menuju sustainability,” kata Mahendra.
Sophia Wattimena menyampaikan, transformasi digital membuka peluang besar untuk mencapai tata kelola yang lebih baik, tapi juga membawa tantangan dan risiko yang perlu dihadapi dan dikelola.
“Setiap lembaga keuangan dalam menjalankan transformasi digital harus menjalankan risk and governance dengan teliti. Diharapkan dengan adanya governance di awal, konsep-konsep etika, moral, dan integritas sudah diperhitungkan di awal, maka hal-hal yang kurang diharapkan dapat diminimalisir ke depannya," kata Sophia
Risk & Governance Summit merupakan acara berkelanjutan yang diselenggarakan OJK sejak 2013, untuk menyampaikan pesan penting OJK terkait penguatan governansi dan penegakan integritas di Indonesia, serta menghadirkan para pembicara dari pemerintah, pakar, praktisi, asosiasi, dan akademisi.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, serta menghadirkan narasumber dari eksternal OJK, antara lain Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan M Yusuf Ateh, Rektor Universitas Diponegoro Prof Yos Johan Utama, Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk M Fajrin Rasyid, serta Fellow of the Association of Chartered Certified Accountants (FCCA).
Kegiatan Risk & Governance Summit diselenggarakan secara hybrid yang dihadiri lebih dari 3.500 peserta, merupakan perwakilan pimpinan LJK dan pimpinan lembaga/asosiasi profesi di bidang GRC, serta merupakan acara penutup dari serangkaian acara forum penguatan governansi dan integritas yang telah dilakukan OJK selama 2023.
OJK berharap melalui Risk & Governance Summit 2023 ini dapat meningkatkan sinergi dan keterikatan LJK dalam memperkuat governansi dan integritas SJK melalui persiapan penerapan manajemen anti penyuapan, peningkatan kualitas dan transparansi laporan keuangan SJK. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com