Tapi, itulah Tonek, usia yang mulai menua, ia pun tak berkesempatan belajar komputer. Ia hanya pernah belajar mengetik 10 jari di pendidikan Secata dengan mesin tua bermerk Remington. Ini adalah mesin ketik keluaran Inggris peninggalan Perang Dunia II. Saat ia masuk polisi hampir setengah abad lalu, mesin tik tua seperti itu masih banyak di polsek-polsek.
Bunyinya gemerincing dan kadang kalau ada pemeriksaan malam hari dari kejauhan terdengar meningkahi bunyi jengkerik di belakang markas.
Kini Jadi polisi harus ‘makan bangku sekolahan’. Kalau tidak sekolah, pangkat tak bakal naik-naik. Sidi Tonek sendiri adalah anak polisi yang dipensiun dengan pangkat Ajun Brigadir Polisi Satu. Ayahnya jadi polisi ketika lembaga itu masih bernama Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (AKRI).
Kini ia meneruskan profesi ayahnya dan sudah pula akan memasuki masa pensiun. Dan Alhamdulillah ia belum pernah kena straaf oleh atasannya lantaran membeking togel, melapan anamkan perkara, memainkan perkara 480 (kasus penadahan yang tersangkanya dijadikan ATM), menjual barang bukti dan sebagainya. Pangkat boleh brigadir kecil tapi batinnya komisaris besar.
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com