Oleh: Dr. Desi Hernita, SP MP
Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Jambi
GOOD Agricultural Practices (GAP) merupakan panduan cara budidaya yang baik, benar, ramah lingkungan dan aman dikonsumsi. Penerapan GAP dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan maupun kesejahteraan petani.
Baca Juga: Menjawab Kebingungan Petani Pinang Tanjung Jabung Timur
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penerapan GAP belum diterapkan secara optimal karena membutuhkan biaya yang mahal, prosedur rumit sementara keadaan sosial ekonomi petani rendah.
Good Agricultural Practices (GAP) adalah merupakan satu pendekatan dalam sistem pengembangan pertanian untuk memastikan pengeluaran hasil pertanian berkualitas dan aman dikonsumsi.
Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor Ratusan Ribu Ton Biji Pinang asal Jambi
1. Varietas dan pembiakan tanaman
Pinang Betara merupakan pinang dengan varietas unggul lokal yang sudah dilepaskan berdasarkan hasil evaluasi melalui sidang pelepasan varietas tanggal 8 November 2012, sebagai pinang unggul dengan SK MENTAN Nomor 199/Kpts/SR.120/1/2013, sebagai materi pengembangan pinang pada daerah-daerah yang memiliki iklim seperti di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Baca Juga: Diawal Tahun Kinerja Ekspor Pertanian Jambi Tancap Gas
Pengadaan bahan tanaman untuk tujuan budidaya dapat diperoleh dari blok penghasil tinggi (pohon induk) yang telah ditetapkan sebagai sumber benih yang tersebar pada beberapa kebun masyarakat. Tetapi pada prakteknya, beberapa masyarakat masih mengambil benih dari pohon induk yang diseleksi sendiri pada masing-masing kebun yang dimilikinya (Herdiana dan Kunarso, 2017).
Saat ini sudah terseleksi 250 pohon induk pinang Betara dengan potensi produksi benih 165.000 butir per tahun yang dapat digunakan untuk pengembangan pinang 120 ha per tahun (Balitpalma, 2014).
Berdasarkan Permentan RI Nomor 129/Permentan/OT.140/11/2014, langkah awal dalam peningkatan kualitas dan produksi adalah penyediaan bahan tanaman berupa sumber benih yang diadakan di setiap sentra produksi melalui pembangunan kebun benih. Dengan membangun kebun benih sesuai standar dan bersertifikat, akan mampu menghasilkan benih murni, unggul dan tersedia setiap saat serta berkesinambungan.
Benih berasal dari biji pinang yang sudah matang dari BPT dengan ciri buah harus segar, panjang buah 6,5 cm, diameter buah 4,5 cm, berat 3,5 gr, dengan warna merah orange.
Benih disemai pada polybag berukuran 20 x 20cm atau 10 x 20 cm yang telah diisi media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kompos atau kandang dengan perbandingan 1:1.
Menurut Sagrim dan Soekamto (2019), media tanam organik ampas tahu dan tanah kompos dengan perbandingan 1:1 juga merupakan media terbaik untuk pertumbuhan bibit pinang.
Pengisian media tanam dengan menyisakan 1/3 bagian atas dari polybag dan selanjutnya dilakukan penyiraman sampai kondisi media basah. Biji pinang ditanam pada polybag dengan posisi berbaring dan polybag diletakkan di tempat teduh dan penyiraman dilakukan setiap hari atau tergantung kondisi media. Bibit yang telah berumur 6-7 bulan atau tinggi 50 cm siap untuk dilabel dan ditanam ke lahan.
2. Persiapan lahan dan penanaman
Lahan yang akan digunakan untuk tanaman pinang harus memenuhi beberapa persyaratan, agar memberi hasil yang optimal. Tanaman pinang tumbuh baik pada pada ketinggian tempat 0 – 600 m dpl dengan kemiringan maksimal 10 persen. Jenis tanah yang sesuai yaitu laterik, lempung merah dan alluvial.
Tanah harus beraerasi baik, solum tanah dalam tanpa lapisan cadas dengan keasaman tanah (pH) 4 – 8 (Permentan RI; 2014). Curah hujan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal antara 750-4.500 mm/tahun sepanjang tahun dengan hari hujan sekitar 100 - 150 hari dan jumlah bulan kering maksimal 6 bulan/tahun. Suhu optimum antara 20º - 32º C dengan kelembaban udara antara 50 – 90% dan lama penyinaran berkisar antara 6-8 jam/hari (Permentan RI, 2014).
Lahan gambut tua dengan ketebalan maksimal 50 cm, daerah pasang surut, mengandung tanah liat, saluran air lancar, tidak tergenang air, tidak terlalu banyak menggunakan pupuk.
Bibit yang sudah tumbuh dengan baik dan sehat 6-7 bulan) dapat dipindahkan dari polybag ke lahan. Jarak tanam yang digunakan 3 x 3 m (1000 pohon/ha). Jarak tanam sangat mempengaruhi sinar matahari masuk ke tanaman dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pinang.
Satu bulan sebelum tanam dibuat lubang tanam dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm atau 30 x 30 x 30 cm. Pembuatan parit diperlukan untuk menghindari banjir dan menjaga kelembapan, di mana perakaran tanaman akan semakin muncul ke permukaan seiring dengan semakin turunnya permukaan lahan.
Penanaman pinang dengan metoda sistem sistem lorong atau baris prajurit, dimana tidak mengurangi populasi tanaman, sehingga bisa diterapkan sistem tumpang sari pada tanaman pinang dengan tanaman kopi dan dengan sistem monokultur. Hal ini sangat membantu petani sehingga lebih optimal dalam melakukan pemanenan dan dapat memberikan tambahan pendapatan dengan tanaman perkebunan dan tanaman pangan lainnya.
3. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan yang dilakukan pengendalian terhadap organisme penganggu tanaman dan pemupukan. Hama yang umum menyerang akar pingan adalah ulat penggerek. Pengendalian dilakukan sebelum tanam dengan memberikan furadan sebanyak 2 sendok makan.
Ciri-ciri tanaman yang terserang pucuk berwarna kuning saat umur tanaman 1 tahun. Pemupukan biasa diberikan pada saat pinang umur 6 tahun. Pupuk yang diberikan NPK sebanyak 1 kw untuk 1.000 tanam (1 ha).
4. Panen
Panen umumnya dilakukan masyarakat dengan dua cara sesuai tujuan penggunaan dan kebutuhan produk pinang, yaitu panen buah masak. Matang penuh/buah masak. Buah siap panen ditandai dengan warna kulit merah oranye. Panen dapat dilakukan setiap bulan dengan cara bergiliran sesuai kelompok tanaman. Pada luas tanam 1 ha, panen dapat diatur sekali sebulan dengan produksi rata-rata 600 - 1.000 kg biji pinang kering/ha. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com