Mulyadi menambahkan, selama berjalannya program ini, bank sampahnya mendapatkan bantuan pendampingan melengkapi izin operasional, kemudahan akses bantuan modal kerja, dan kemudahan akses transaksi non-tunai, sehingga memudahkan pembayaran melalui Program Agen 46 dari BNI.
Yerri Noer Kartiko, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro, menilai kolaborasi program ini mampu melahirkan model pengelolaan bank sampah yang transparan dan berkelanjutan.
Baca Juga: Insinerator LB3 Senamat, Sumber 'Cuan' Baru Pemprov Jambi, Disaat APBD Defisit Rp 400 Miliar.
"Kami mulai mempersiapkan peta jalan pengelolaan bank sampah dan pengelolaan sampah bersama. Tugas kita mengajak masyarakat lebih banyak melakukan pemilahan sampahnya dari rumah,“ ucap Yerri.
Program Pilot Project Community Development Bank Sampah ini dapat mengurangi sampah dari sumber terukur, sesuai target pemerintah 30 persen.
Pengurangan dilakukan mulai dari perumahan, sekolah, tempat usaha, perkantoran, area pelayanan publik, tempat wisata, pasar, dan berbagai sumber sampah lainnya.
Dengan melihat peta sumber sampah, para inisiator ingin memberikan nilai tambah pada sampah sehingga dapat menjadi komoditas dan dapat menata sebuah ekosistem sirkular ekonomi melalui peran bank sampah.
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com