Biasanya, jika gelagat almarhum begitu, dipastikan tensi darahnya sedang naik. Tidak normal. Malam sebelumnya As’ad bekerja sampai larut malam. Paginya, bangun tidur, dia ke kamar mandi dengan sempoyongan.
Ketika diperiksa dokter, tensi darah As’ad mencapai angka 190. Melihat keadaan yang semakin memprihatinkan, Rabu malam lalu As’ad dibawa ke rumah sakit. As’ad juga mengalami hipertermia (suhu badan di atas 38 derajat celcius).
Baca Juga: SMAN 2 Kota Jambi Boyong Piala Bergilir Rektor UIN STS Jambi
Awalnya pihak keluarga membawa As’ad ke Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara (DKT), Jambi. Namun, karena kondisi rumah sakit penuh, dia akhirnya dibawa ke RSUD Raden Mattaher, Jambi,
As’ad menjalani perawatan selama tiga hari sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Sabtu pagi suhu badannya sempat turun menjadi 31 derajat celcius. Kondisi itu bertahan beberapa jam, namun naik kembali sampai 50 derajat celcius.
Baca Juga: Hasilkan Calon Guru Berkualitas, Tanoto Foundation Gandeng LPTK
“Tengah hari suhu badannya tidak turun. Almarhum meninggal dunia sekitar jam dua siang,” kata salah seorang pihak keluarga.
Wafatnya Profesor As’ad Isma cepat menyebar. Sejumlah keluarga dari luar daerah pun berdatangan. Sebagian ada yang sedang dalam perjalanan menuju Kota Jambi.
Baca Juga: UIN STS Jambi Rangking 485 Dunia, HBA : Perubahannya Luar Biasa
Informasi terakhir yang didapat, jenazah Profesor As’ad Isma akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Satria Bhakti, Thehok, Jambi Selatan, Kota Jambi, sekitar pukul 10.00 WIB.
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com