Penulis : Bambang Subagio
Editor : Dora
Baca Juga: Forhati : Perempuan Banyak Tinggalkan Literasi
INFOJAMBI.COM — Sepanjang tahun 2019 dinamika politik berdampak sangat luas dan menimbulkan polarisasi masyarakat. Bahkan proses kristalisasi melalui arus besar komunikasi massa dan komunikasi sosial yang nyaris tak terkendali.
Menurut Koordinator Presidium Majelis Nasional Forhati, Hanifah Husein di Jakarta, Kamis (12/12/2019). Disadari atau tidak, sepanjang tahun 2019 selain terjadi pusaran arus politik yang sangat besar, juga pusaran sosial dan budaya dalam banyak hal menghadapkan rakyat pada berbagai tantangan.
Baca Juga: Forhati Ajak Masyarakat Peduli Ekosistem Pesisir
"Arus besar globalisasi dan globalisasi sangat berdampak pada kehidupan masyarakat sehari-hari dan menimpa sebagian besar rakyat yang mayoritas berpenduduk muslim," kata Hanifah Husein dalam Refleksi Akhir Tahun 2019
Hanifah Husein menyatakan arus besar globalisasi telah menyeret bangsa ini pada kecenderungan penguasaan sumberdaya alam dan industri keuangan yang mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi secara langsung dan tidak langsung.
Baca Juga: Forhati Ajak Umat Berbagi untuk Dhuafa
"Perubahan orientasi ekonomi dunia dari Amerika - Eropa ke Asia-Pasifik telah menimbulkan berbagai gejolak dan ancaman krisis ekonomi global yang antara lain dipicu oleh perang dagang antara Amerika dengan China," kata Hanifah.
Selain itu kata Hanifah, kecenderungan untuk menjadikan Foreign Direct Investment sebagai sumber utama pergerakan perekonomian nasional yang cenderung liberal, disertai dengan politik 'pintu terbuka' masuknya tenaga kerja asing, dalam banyak hal menimbulkan berbagai persoalan di daerah. Termasuk berlangsungnya konversi sistem pembayaran dari transaksi tunai ke transaksi digital.
Dimulai dari transaksi jalan tol sampai transaksi retail lainnya yang secara langsung dan tidak langsung mengurangi penggunaan tenaga manusia. Dampaknya adalah terjadi persaingan kurang sehat antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja lokal. Bukan hanya pada lapisan skill labour (tenaga kerja berketerampilan), melainkan terjadi juga pada lapisan middle and low skill labour (pekerja level menengah dan bawah).
"Dampaknya adalah kian sempitnya ketersediaan lapangan kerja yang bermuara pada meningkatnya kecenderungan penduduk miskin," kata Hanifah. ***
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com