Tugas Pasukan gerilya :
1. Menghalangi pasukan musuh yang hendak bergerak dari segala sudut.
2. Menghalangi segala hal yang menghubungkan dan menguntungkan musuh.
3. Membatasi provokasi musuh dan mengawasi spion (mata-mata) musuh.
4. Mengadakan penjagaan kampung dengan serapi rapinya siang dan malam
5. Dilarang mengganggu hak milik rakyat atau bangsa asing dengan sewenang-wenang.
Pada aksi Militer Belanda II, pemerintah kecamatan masih tetap dipimpin Raden Ateng sebagai camat perang, dibantu Nur Suud sebagai juru tulis, Wakil Pasirah H Ismail, juru tulis pasirah Hasan Kasim dan beberapa polisi marga. Kepala Dusun Sungai Bengkal Ngebi H Husin dan Mangku Daud serta Penghulu Mudo M Akel.
Baca Juga: Lomba Gerak Jalan Meriahkan HUT 77 Kemerdekaan RI di Sarolangun
Hubungan Pemerintah Kecamatan Marga dan pasukan dengan rakyat cukup akrab, sehingga segala masalah, hambatan dan rintangan dalam perjuangan dapat diatasi dengan permusyawaratan.
Pada waktu itu pegawai Pemerintah Kecamatan dan Marga, dusun dan pemimpin pasukan tidak mengenal gaji atau penghasilan. Yang penting semua berjuang untuk bangsa dan negara.
Baca Juga: Gandeng JMSI, Walikota Sungai Penuh Luncurkan Gerakan Bagikan 10 Juta Bendera Merah-Putih
Sungai Bengkal adalah tempat strategis mengatur siasat gerilya dan menyusun kekuatan. Sungai Bengkal lintasan setiap pasukan TNI yang bergerilya. Sebagai tempat penghubung setiap pasukan yang terpisah dari induk pasukannya.
Seperti Pasukan Selendang Merah dari Kuala Tungkal menuju Sungai Bengkal melalui jalan setapak Tungkal Ulu (Merlung ke Lubuk Kambing), lalu pasukan Letnan Lubis dari Durian Luncuk melalui jalan Tabir ke pintas menuju Sungai Bengkal. Begitu juga pasukan front perjuangan rakyat Muara Siau Bangko dan Rantau Ikil Muara Bungo.
Baca Juga: Pemkab Batanghari Gelar Upacara Bendera Peringati HUT 77 Kemerdekaan RI
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com