Sementara itu, kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 1,95 persen berada di bawah rasio NPL nasional sebesar 2,32 persen.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit BU di Jambi masih didominasi oleh konsumsi 42,60 persen, diikuti modal kerja 30,97 persen, dan investasi 26,42 persen.
Baca Juga: OJK Catat Likuiditas dan Permodalan Lembaga Jasa Keuangan Tetap Baik
Berdasar kategori debitur, porsi penyaluran kredit kepada UMKM tercatat 46,06 persen dan non-UMKM 53,94 persen. Ini sejalan dengan porsi penyaluran kredit terbesar masih pada sektor bukan lapangan usaha-rumah tangga (termasuk multiguna) 29,25 persen, diikuti sektor pertanian, perburuan dan kehutanan 26,57 persen dan perdagangan besar dan eceran 17,02 persen.
Yudha juga menjelaskan perkembangan industri keuangan perbankan (BPR/BPRS) di Jambi. Kinerja intermediasi kredit BPR tumbuh positif pada Januari 2024 sebesar 10,68 persen (yoy) menjadi Rp.1.407,54 miliar. DPK tumbuh 11,97 persen (yoy) menjadi Rp.1.014,62 miliar.
Baca Juga: Pengamat : Tak Harus Tunggu 2023, Semua UUS Sudah Spin Off
Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR pada Januari 2024 tercatat 80,18 persen dan kualitas kredit bermasalah dengan rasio NPL 3,28 persen (yoy).
Porsi kredit modal kerja 54,28 persen dari total penyaluran kredit, diikuti investasi 30,19 persen, dan konsumsi 15,52 persen. Porsi penyaluran BPR kepada UMKM tercatat 82,84 persen dan non-UMKM 17,16 persen.
Berdasarkan lapangan usaha, porsi terbesar pada sektor konstruksi 23,95 persen, diikuti sektor pertanian, perburuan dan kehutanan 19,10 persen.
Baca Juga: BTPN Wow! Dorong Perluasan Akses Keuangan
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com