Oleh : Bahren Nurdin
JIKA saya bertanya, 'apakah anda sudah sukses?' Saya dapat pastikan masing-masing kita memiliki jawaban yang berbeda. Bisa ya bisa tidak.
Baca Juga: Ketika Bank Menjadi Sarang Perampok
Lantas, bagaimana memaknai kata sukses? Melalui artikel singkat ini saya hanya ingin mencoba ‘mem-framing’ kata ‘sukses’ dengan konsep sederhana yang saya fahami. Tentunya anda boleh untuk tidak setuju atau berbeda dengan apa yang saya sampaikan. Deal!
Kesuksesan adalah tujuan yang diidamkan oleh banyak orang di dunia ini. Namun, definisi kesuksesan dapat berbeda-beda bagi setiap individu. Bagi sebagian orang, kesuksesan diukur dari harta, jabatan, atau populeritas.
Baca Juga: Waspada : Pilkada Bertaruh Nyawa
Namun, bagi saya, kesuksesan sejati tidak dapat diukur semata-mata dari aspek materi tersebut. Kesuksesan sejati itu saya letakkan dalam bingkai (framing) dua kalimat ini: Kepada Allah, taat. Bagi manusia, bermanfaat.
Tegasnya, kesuksesan seseorang dapat diukur dari dua kalimat ini.
Baca Juga: Pancasila: Kitab Kebangsaan Untuk Berbangsa
Taat kepada Allah adalah pondasi utama dari kesuksesan sejati. Ketaatan kepada Allah mencakup pengamalan ajaran-Nya, menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Taat kepada Allah membentuk landasan moral dan spiritual yang kokoh dalam hidup seseorang.
Ketika seseorang hidup dalam ketaatan kepada-Nya, ia memiliki hubungan yang kuat dengan penciptanya dan mengikuti jalan yang diridai oleh-Nya. Ketaatan kepada Allah memberikan kebahagiaan yang mendalam dan kedamaian batin yang tidak ternilai harganya.
BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com