Sukses Itu Apa ?

Melalui artikel singkat ini saya hanya ingin mencoba ‘mem-framing’ kata ‘sukses’ dengan konsep sederhana yang saya fahami.

Reporter: --- | Editor: Doddi Irawan
Sukses Itu Apa ?
Bahren Nurdin

Dalam pandangan saya, kesuksesan sejati tidak dapat dicapai tanpa adanya kehidupan yang taat kepada Allah.

Selanjutnya, memberikan manfaat bagi orang lain adalah aspek penting lainnya dalam mencapai kesuksesan sejati. Ketika seseorang mampu memberikan manfaat dan memberikan dampak positif dalam kehidupan orang lain, itu adalah tanda kesuksesan yang sejati. 

Baca Juga: Ketika Bank Menjadi Sarang Perampok

Kesuksesan yang berpusat pada diri sendiri dan mengabaikan kebutuhan orang lain hanya akan menghasilkan kekosongan dan kekecewaan yang dalam. Sebaliknya, ketika seseorang memberikan manfaat bagi orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, ia menciptakan ikatan emosional dan sosial yang bermanfaat dalam masyarakat. Memberikan manfaat kepada orang lain merupakan wujud nyata dari cinta kasih dan empati terhadap sesama.

Dalam perspektif ini, kesuksesan sejati adalah ketika seseorang semakin taat kepada Allah dan semakin banyak memberikan manfaat bagi orang lain. Keduanya saling terkait dan saling memperkuat satu sama lain. Ketaatan kepada Allah membimbing individu untuk berbuat baik dan berkontribusi secara positif dalam kehidupan orang lain.

Baca Juga: Waspada : Pilkada Bertaruh Nyawa

Memberikan manfaat bagi orang lain adalah bentuk konkret dari ketaatan kepada Allah. Ketika seseorang menjadi lebih taat kepada Allah, ia juga akan semakin peka terhadap kebutuhan dan penderitaan sesama manusia, sehingga mendorongnya untuk memberikan manfaat dan membantu sesama.

Lantas di mana posisi harta, jawabatan, populeritas dll? Hal-hal ini seyogyanya hanya akan menjadi alat (tools) untuk mencapai kesuksesan itu; bukan kesuksesan itu sendiri. Dengan harta orang suskes akan bersedekah sehingga dekat dengan Allah dan dicintai orang lain. Dengan jabatan dia bisa memudahkah urusan orang lain sehingga menjadi jalan ketakwaan dan membantu orang lain.

Baca Juga: Pancasila: Kitab Kebangsaan Untuk Berbangsa

Dan sebaliknya, tidaklah disebut orang sukses jika jabatannya digunakan untuk korupsi, membunuh orang lain, dan melakukan banyak kejahatan. Dengan uang dia dengan mudah merendahkan orang lain. Dan seterusnya. 

Bersambung ke halaman berikutnya

BERITA KAMI ADA DI GOOGLE NEWS | Ikuti juga Channel WhatsApp INFOJAMBI.com

Berita Terkait

Berita Lainnya